Sejak pertengahan 2015 lalu, layanan mikrobloging Twiiter sudah memblokir lebih dari 360.000 akun terkait terorisme. Pemblokiran ini merupakan wujud Twitter memberantas penyebaran paham terorisme di dunia maya.
"Dunia telah menyaksikan gelombang pembunuhan dan serangan terorisme di mana-mana. Kami ingin turut beraksi dalam mengeliminasi promosi kekerasan dan terorisme di platform kami," kata perwakilan Twitter seperti dilaporkan NYTimes, Jumat (19/08).
Disebutkan, sebanyak 235.000- akun baru diblokir dalam kurun 6 bulan terakhir. Twitter mengatakan, telah menambah jumlah tim yang bertugas mengamati dan melaporkan upaya sosialisasi terorisme di Twitter.
Tak cuma dari sisi internal, Twitter juga bekerja sama dengan beberapa organisasi anti kekerasan.
Lebih lanjut, Twitter menegaskan upaya pemblokiran akun berbau terorisme dan kekerasan tak bertujuan mengerdilkan kebebasan berpendapat. Layanan tersebut berprinsip kebebasan berbicara sejatinya disesuaikan dengan hak kedamaian bagi masyarakat.
Untuk itu, selain terorisme, Twitter juga mulai menyaring konten berbau rasis, bully, diskriminasi, dan ajakan-ajakan gerakan ekstrimis lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved