Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian terus mengembangkan informasi pertanian modern dengan memanfaatkan teknologi informasi. Yang terbaru, Balitbangtan meluncurkan TANAM, Aplikasi informasi pertanian modern yang berbasis android.
TANAM yang merupakan akronim dari Teknologi Pertanian Modern itu, secara resmi diluncurkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/12) kemarin.
"Melalui aplikasi ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk pencapaian kedaulatan pangan," kata Sulaiman kepada politikindonesia.com usai acara.
Dalam sistem informasi pertanian modern berbasis smartphone ini, tersedia informasi pertanian dari hulu hingga ke hilir yang meliputi sentra produksi, kesesuaian lahan, kesesuaian varietas dan sarana produksi.
"Kita bisa mengetahui bawang ada di daerah mana sehingga dapat menekan disparitas harga antara di kota dengan langsung di desa harganya."
Dijelaskan, sistem aplikasi TANAM ini juga menyediakan informasi penyediaan benih, pupuk dan alat mesin pertanian. Selain itu aplikasi tersebut juga menyediakan media konsultasi online antara petani, penyuluh, peneliti dan pemangku kepentingan lainnya.
"Dengan aplikasi ini, petani juga akan mengetahui keahlian penyuluh, peneliti, dosen dan staf dinas yang online."
Amran menjelaskan, materi yang digunakan dalam penyusunan aplikasi ini dapat memudahkan petani. Materi itu terkait dengan kalender tanam, yaitu standing crop yang diekstrak dari citra satelit MODIS, data hasil monitoring CCTV. Selain itu, estimasi waktu dan luas tanam, status tingkat kerawanan banjir dan kekeringan tingkat kabupaten.
Bahkan, aplikasi ini juga memuat informasi tentang status organisme pengganggu tanaman, rekomendasi varietas dan prakiraan kebutuhan benih, rekomendasi dan kebutuhan pupuk dan mekanisasi pertanian.
Amran mengatakan, keberadaan sistem informasi pertanian modern berbasis smartphone ini harus dapat menggetarkan dunia. Aplikasi ini diyakni dapat membantu peningkatan produksi nasional.
“Jika kenaikan produksinya 10 ton per hektare saja dengan total luas tanam nasional 3 juta hektare, maka Rp30 triliun uang yang dinikmati langsung petani. Tentunya ini menaikkan kesejahteraan petani dan menekan inflasi,” cetusnya.
Ditambahkan Amran, harus ada road map dari inovasi pertanian ini sehingga dapat disinergikan dengan pelaku usaha. Nantinya, semua komoditas pangan akan memiliki peta jalan target produktivitas.
Ditambahkan Kepala Balitbangtan, M Syakir, untuk sementara aplikasi TANAM ini masih terbatas untuk smartphone berbasis Android. Informasinya pun baru memuat 3 komoditas yakni padi, jagung dan kedelai.
Namun, ke depan aplikasi ini akan dikembangkan untuk pengguna smartphone dengan platform IOS serta memuat informasi komoditas pertanian strategis lainnya.
"Metode yang digunakan secara umum adalah pendekatan pengembangan sistem berbasis Android. Hasil akhir dari penelitian ini adalah tersedianya dan terpakainya aplikasi Android pada sistem informasi pertanian terpadu. Pada intinya pengguna dapat menggunakan smartphone untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kalender tanam pertanian secara cepat," ucapnya.
Pihaknya berharap, cepatnya mendapatkan informasi pertanian mampu membantu petani dan masyarakat pertanian melakukan budidaya pertanian secara lebih akurat agar terhindar dari kegagalan. Selain itu, dengan sistem teknologi informasi teknis pemasaran hasil pertanian juga bisa lebih efektif dan cepat.
"Para calon pembeli atau konsumen bisa langsung mendapatkan informasi detail tentang pertanian di daerah itu. Melalui program itu, pendapatan petani ditargetkan meningkat 30 persen dari hasil sebelumnya," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved