Kondisi dunia saat ini belum stabil dan damai. Dunia masih dihadapkan pada kejahatan transnasional, organized crime dan terorisme. Tak ada negara yang mampu menghadapi ancaman terorisme sendirian. Terorisme harus dipandang sebagai musuh bersama.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pidato penutupan Sidang Umum Interpol di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (10/11).
"Interpol berupaya mempertahankan keamanan dunia. Pertama, kontribusi Interpol pada arsitektur dunia. Polisi memegang peran penting. Kerjasama internasional berkorespondensi pada setiap kebutuhan negara," ujar Retno.
Menlu menambahkan, ancaman kejahatan kini semakin nyata. Apalagi terorisme dimana ISIS sudah menjadi ancaman dengan menggunakan metode konvensional dan non konvensional.
"Teroris tidak beragama. Tidak ada negara yang bisa menghadapi musuh bersama ini sendiri," ujarnya.
Selain itu, perkembangan teknologi informasi adalah ancaman lain termasuk membuat ancaman seperti penipuan dan kejahatan siber.
Saat ini, kelompok ekstrimis juga menggunakan media sosial untuk merekrut dan melakukan propaganda. Situs dan web jadi alat yang efektif untuk menyampaikan informasi. Interpol harus bisa memfasilitasi kerjasama lebih erat antar penegak hukum. "Dalam hal ini, Indonesia punya Jakarta law enforcement center," ujar Menlu.
Di akhir pidatonya, Retno mengucapkan selamat pada Interpol yang sudah menyelenggarakan sidang umum dengan sukses. "Indonesia siap bekerjasama dengan negara lain menghadapi ancaman bersama," tandas Retno.
© Copyright 2024, All Rights Reserved