Meningkatnya usia harapan hidup membuat jumlah penduduk berusia di atas 60 tahun (kelompok usia lanjut) semakin besar. Pada tahun 2025 jumlah lansia diperkirakan mencapai 27 juta jiwa atau sekitar 13,1 persen. Sehingga masalah kesehatan warga usia lanjut sangat komplek dan membutuhkan perhatian khusus. Sayangnya, perbaikan pada pelayanan kesehatan untuk lansia belum menjadi perhatian.
Dr. Aulia Rizka dari RSU Bunda Jakarta mengatakan selama ini ada persepsi mengenai orang usia lanjut dengan pasien geriatri. Keduanya memang serupa tapi tidak sama. Orang usia lanjut dan pasien geriatri adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun. Sedangkan, pasien geriatri adalah usia lanjut dengan beberapa penyakit dan masalah biopsikososial.
"Selain itu, pasien geriatri biasanya memiliki lebih dari dua macam penyakit. Perawatannya membutuhkan pendekatan khusus karena biasanya gejala penyakit tidak khas dan fungsi organ menurun. Sehingga pemberian banyak obat pada pasien geriatri, yang biasanya terdiri dari macam-macam obat, harus dilakukan dengan pengawasan," katanya kepada politikindonesia.com dalam diskusi bertema "Kualitas Hidup Lansia Tanggung Jawab Bersama, di Jakarta, Rabu (15/10).
Menurutnya, secara umum permasalahan pada pasien geriatri dibedakan menjadi masalah fisik (jasmani), mental (jiwa), sosial, linglkungan, serta iatrogenik (salah obat/rawat). Biasanya merawat lansia diperlukan pendekatan khusus, terutama lansia yang frail/sepuh. Jika pasien membutuhkan perawatan di rumah sakit, maka dilakukan layanan terpadu.
"Perawatannya juga harus dilakukan oleh tim terpadu yang harus melakukan kerja sama dengan keluarga/pelaku rawat. Pengawasan yang paling penting adalah mengontrol pemakaian obat yang terlalu banyak. Terkadang pasien berobat ke beberapa dokter. Sehingga diberikan obat yang banyak, padahal fungsinya sama. Jadi terjadi pemberian obat yang banyak," ungkapnya.
Dijelaskan, pelayanan geriatri juga bisa dilanjutkan di rumah sakit atau pelayanan geriatric homecare. Namun, perawatan lanjutannta di rumah tidak menggantikan pentingnya perawatan di rumah sakit. Karena tidak untuk semua kasus bisa dilakukan di luar rumah sakit.
"Sementara itu, perawatan bisa bertambah kompleks pada lansia yang menderita demensia atau pikun yang ditandai dengan gangguan memori. Sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan sulit konsentrasi. Bahkan, gangguan komunikasi, depresi, halusinasi, gangguan prilaku dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya," ujarnya.
Ditambahkan, adapun tantangan dalam perawatan pasien geriatri adalah bagi para pengasuh. Karena merawat pasien usia lanjut bisa sangat memberikan beban mental dan berdampak pada hubungan negatif di keluarga. Tak bisa dipungkiri, hampir semua kegiatan harian pasien usia lanjut membutuhkan bantuan pengasuhan. Mulai dari mandi, makan, berpakaian hingga ke toilet.
"Peran keluarga dan masyarakat penting dalam peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia. Kebiasaan hidup bersih dan sehat akan meningkatkan kualitas kesehatan lansia. Belum lagi, perawatan terkait gejala dan pengobatan penyakit yang membutuhkan koordinasi dokter dan petugas kesehatan lainnya," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved