Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memastikan stok daging menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini dapat terpenuhi dari produksi lokal. Provinsi itu tidak memerlukan pasokan dari daerah lain karena produksi lokal telah mengalami surplus.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan Sumbar Erinaldi kepada pers, Rabu (10/06). Ia menyebutkan produksi lokal untuk daging sapi, daging ayam ras, maupun telur sudah melebihi kapasitas komsumsi masyarakat.
“Kami sudah surplus. Bahkan produksi daging sapi, ayam, maupun telur, juga dibawa ke provinsi tetangga. Sekarang prioritas kami adalah menjaga agar harga tidak naik berlebihan ketika Ramadan dan Lebaran,” ujarnya.
Erinaldi mengatakan, menurut data dinas peternakan, produksi daging sapi untuk bulan Juni tahun ini mencapai 2.773 ton dengan kebutuhan konsumsi langsung masyarakat diperkirakan hanya 766 ton.
Sedangkan di bulan saat Lebaran atau pada Juli stok daging mencapai 3.034 ton dengan konsumsi masyarakat diperkirakan 766 ton. Untuk estimasi produksi tahun ini diperkirakan 25.876 ton.
Adapun untuk unggas atau daging ayam, produksi Juni mencapai 2.903 ton dengan komsumsi masyarakat 2.535 ton. Sedangkan pada Juli, stok mencapai 3.339 ton dengan estimasi konsumsi tetap 2.535 ton.
Erinaldi mengatakan, produksi daging sapi, ayam, dan telur juga dijual langsung oleh peternak ke provinsi tetangga, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Utara, dan Jambi.
Yang menjadi perhatian khusus pihaknya adalah memastikan, tidak ada spekulan selama Ramadan dan Lebaran. Strateginya adalah dengan melakukan pemantauan harga di pasar-pasar tradisional secara berkala, serta menggelar operasi pasar di 8 kabupaten dan kota. “Selain ke daerah-daerah, kami juga gelar operasi pasar di halaman kantor terutama untuk komoditas daging sapi, ayam, dan telur,” tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved