Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono meminta masyarakat tidak perlu panik dengan aktivitas yang ditunjukkan Gunung Slamet di Jawa Tengah. Sebab aktivitas itu merupakan hal yang biasa sebagai gunung api.
"Itu aktivitas yang normal. Tidak ada keterkaitan antara gunung api satu dengan lainnya. Kalau memang berkaitan, mengapa Gunung Kelud tidak menularkan aktivitasnya ke Gunung Bromo yang lebih dekat," kata pria yang akrab dipanggil, yang akrab disapa Mbah Rono itu di Jakarta, Rabu (12/03).
Pakar Vulkanologi itu mengatakan, media massa tidak perlu mengaitkan aktivitas gunung api satu dengan yang lain yang bisa menimbulkan kecemasan di masyarakat.
Surono juga menyatakan kekecewaannya terhadap pemberitaan media terhadap gunung api, termasuk tentang Gunung Slamet, yang cenderung mengheboh-hebohkan dan berpotensi meresahkan masyarakat.
"Aktivitas Gunung Slamet tidak ada kaitannya dengan Gunung Kelud maupun Gunung Sinabung. Aktivitas gunung api tidak seperti flu yang bisa menular," kata Surono.
Menurut Surono aktivitas Gunung Slamet tidak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap gunung api tersebut. Selama ini, aktivitas gunung tersebut relatif kecil karena hanya mengeluarkan material asap dan abu tanpa ada peningkatan panas atau lava.
Catatan aktivitas Gunung Slamet masih di bawah Gunung Merapi yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya, Senin (10/03), pukul 21.00 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Slamet, yang berada di wilayah Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal dan Purbalingga, dari level I atau normal menjadi level II atau waspada.
Selain Gunung Slamet, ada beberapa gunung api yang berstatus waspada di berbagai daerah seperti Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.
© Copyright 2024, All Rights Reserved