Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menangkap peningkatan aktivitas vulkanik dari Gunung Dempo di Sumatera Selatan dalam 4 hari terakhir. Atas dasar itu, status gunung itu dinaikkan dari aktivf normal (level I) menjadi Waspada (Level II).
“Terjadi peningkatan aktivitas Gunung Dempo, yang ditunjukkan secara visual dan data kegempaan. Empat hari terakhir terjadi tremor," terang Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat, PVMBG, Hendra Gunawan kepada pers, Kamis (30/04).
Ia menyatakan, peningkatan status diberikan setelah memantau perkembangan gunung itu 4 hari terakhir. Dengan status Waspada warga dilarang mendekat gunung ini hingga radius 1 kilometer.
Hendra mengatakan, status Waspada untuk Gunung Dempo itu berlaku sejak Rabu (29/04) pukul 16.00 WIB. Berdasarkan pengamatan visual yang dilakukan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dempo, pada 27 April 2015 terlihat hembusan asap menerus.
Selain itu, data rekaman gempa Vulknaik Dalam (VA) pada periode 1 hingga 29 April 2015 pukul 12.00 WIB, menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan data bulan-bulan sebelumnya. Kemudian, dalam kurun 16 hingga 29 April 2015 hingga pukul 12.00 WIB, terekam 7 kali hembusan, 6 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 28 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 12 kali kejadian tremor, 1 kali kejadian gempa Tektonik Lokal (TL) dan 7 kali kejadian gempa Tektonik Jauh (TJ).
Terkait dengan peningkatan aktivitas ini maka masyarakat diminta tidak mendekati danau kawah gunung dalam radius 1 kilometer, mengingat kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan.
Selain itu, masyarakat di sekitar gunung diminta untuk tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi, dan senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas Gunung Dempo.
“Lebih baik tidak mendekat. Gunung ini perubahannya cepat. Letusannya freatik atau mengeluarkan lumpur, tetapi tetap berbahaya. Lebih baik jangan mendekat," ujar Hendra.
Gunung Dempo mempunyai dua puncak yaitu, Gunung Dempo pada ketinggian 3.049 meter dari permukaan laut (mdpl) dan Gunung Marapi Dempo pada ketinggian 3.173 mdpl.
Sejarah letusan Gunung Dempo tercatat sejak tahun 1818 dan hingga kini telah terjadi 21 kejadian. Letusan terakhir terjadi pada 1 Januari 2009. Frekuensi letusan tidak teratur, periode istirahat dan periode letusan tidak tetap. Jangka waktu terpendek periode istirahat selama satu tahun sedangkan periode terpanjang selama 26 tahun.
Karakter letusan Gunung Dempo merupakan Letusan freatik. Letusan freatik umumnya berlangsung secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat. Sifat letusan Gunung Dempo yaitu, selalu mengeluarkan lumpur belerang, piroklastik dan air dari danau kawah yang cukup membahayakan bagi daerah sekitarnya. Dampak bahaya letusannya umumnya bersifat lokal dan tersebar di sekitar pusat letusan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved