Ilmuwan yang bekerja di perusahaan startup Jepang PorMedTec berhasil melahirkan tiga anak babi yang direkayasa secara genetik.
Tiga anak babi hasil rekayasa ini memiliki organ yang cocok untuk ditransplantasikan ke manusia.
Anak babi tersebut lahir, Minggu (11/2/2024), dari induknya yang menerima telur implan.
“Kami akhirnya berada di garis awal penerapan transplantasi organ antar spesies untuk pasien di Jepang," kata Direktur Perwakilan di PorMedTec, Hiroshi Nagashima, yang juga menjabat sebagai profesor di Universitas Meiji di Tokyo, seperti dimuat Nikkei Asia.
PorMedTec menerima sel babi yang telah diedit dari perusahaan biomedis AS eGenesis pada September 2023.
Kemudian Startup Jepang tersebut memasukkan inti sel ke dalam sel telur yang kemudian ditanamkan ke dalam rahim, yang berujung pada lahirnya babi hasil kloning.
Selanjutnya, organ donor hasil rekayasa genetika dari babi dirancang agar tidak ditolak oleh sistem imun tubuh.
Dalam sebuah percobaan, ginjal babi yang dikembangkan oleh eGenesis membuat monyet tetap hidup selama dua tahun setelah transplantasi.
Rencananya akan dilakukan uji klinis untuk transplantasi antar spesies antara babi dan manusia segera setelah tahun fiskal 2025.
Kabarny, uji klinis ini akan dilakukan setelah percobaan transplantasi pada monyet dan hewan uji lainnya. Target pertama perusahaan untuk aplikasi klinis adalah ginjal, dimana terdapat kekurangan donor yang serius.
Saat ini sedikitnya 350.000 orang di Jepang menjalani cuci darah karena gagal ginjal, yang memerlukan kunjungan ke rumah sakit beberapa kali seminggu, Mereka menjalani beberapa jam perawatan, sehingga memberikan tekanan yang besar pada tubuh.
Biaya pengobatan di Jepang untuk dialisis mencapai 1,6 triliun yen atau setara Rp166,7 triliun per tahun, atau sekitar 4% dari seluruh biaya pengobatan di negara tersebut.
Jadi dengan menerima transplantasi ginjal memungkinkan pasien mengurangi kunjungan ke rumah sakit dan pembatasan kehidupan sehari-hari.
Daftar tunggu penerima transplantasi ginjal di Jepang berjumlah 14.000 nama, dengan rata-rata waktu tunggu sekitar 15 tahun. Dari jumlah itu banyak yang meninggal sebelum menerima transplantasi. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved