Mantan Kepala BAIS TNI Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto ikut angkat bicara terkait kabar data Badan Intelijen Strategis (BAIS) diretas.
Menurut Soleman, dalam peristiwa ini tidak perlu lagi menyalahkan hacker yang meretas PDNS.
“Jadi kalau lihat begitu, mereka (hacker) memang pekerjaannya begitu. Nah kita saja yang harus tahu diri sekuat mana kita mempertahankan itu?” kata Soleman Ponto dikutip dari kanal Youtube KompasTV, Rabu malam (26/6/2024).
Pakar intelijen itu menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Kepala BAIS TNI periode 2012-2013.
Menurut Ponto, dirinya memiliki trik tersendiri untuk mengantisipasi serangan hacker terhadap data-data rahasia yang dimiliki.
“Itulah sebabnya waktu saya menjabat, karena kami tahu dimana kemampuan saya mempertahankan, kalau diserang apa yang saya lakukan. Data itu saya putus dengan signal. Jadi nggak akan, ibaratnya saya masukkan di dalam air, nanti kalau butuh baru kami pakai,” jelas Ponto.
“Di meja saya selalu ada dua komputer. Komputer yang intern dan komputer yang berhubungan dengan dunia luar. Karena kami tahu kelemahan kita itu adalah ketika mempertahankan diri itu paling lemah,” kata Ponto.
Ponto menjelaskan, dari berbagai data BAIS, ada yang bersifat rahasia, confidence dan terbuka alias bisa diakses siapapun.
“Sehingga data yang betul-betul rahasia itu kami kurung di atas, tidak bisa keluar. Nanti kalau butuh baru diambil. Nah yang terbuka itu yang keluar. Kalau diambil, ambillah. (Sedangkan) confidence ada kalanya satu kami bikin yang benar, 500 tidak benar. Jadi kalau pun ada, itu banyak nggak benarnya,” jelas Ponto.
Lulusan AAL 1978 ini meyakini jika BAIS menerapkan pola itu, maka data yang rahasia tidak mungkin bisa diambil.
“Kalau BAIS masih seperti saya dulu, pasti data sangat rahasia itu tidak mungkin keluar. Kalau masih seperti dulu ya. Kenapa? Karena tidak mungkin, tidak ada sistem masuk ke situ,” pungkas Ponto. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved