Komposisi Aceh Monitoring Mission (AAM) di Aceh telah diputuskan bersama antara Pemerintah RI dengan perwakilan Uni Eropa dan ASEAN. Anggota AAM yang berjumlah 200 orang terdiri dari
50 persen anggota berlatar belakang militer dan 50 persen dari kalangan sipil.
Keputusan tersebut diungkapkan oleh Menkominfo Sofyan Djalil di Jakarta, Senin sore, seusai pertemuan teknis antara pemerintah Indonesia dengan perwakilan Uni Eropa dan ASEAN. Pertemuan teknis itu dihadiri tujuh orang perwakilan Uni Eropa termasuk Pieter Faith (ketua), Jaakko Oksanen, dan Juha Christensen, serta sejumlah perwakilan dari ASEAN yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Brunei Darussalam.
Sofyan mengungkapkan pertemuan teknis itu telah menyelesaikan "draft" status pengaturan misi (Status of Mission Arrangement - SoMA) AMM yang kemudian akan dibawa oleh masing-masing delegasi kepada pemerintah pusat mereka untuk mendapatkan persetujuan sebelum akhirnya ditandatangani. Namun kapan SoMA akan ditandatangani dan jumlah personel masing-masing delegasi belum diungkapkan Sofyan karena bersifat teknis dan perlu pembicaraan lanjutan..
Secara garis besar, SoMA - yang disebut-sebut setebal 10 halaman - itu berisi aturan tentang bagaimana AMM bekerja, serta struktur AMM. Tapi Sofyan menolak menjelaskan lebih rinci isi yang terkandung dalam SoMA. Ini karena masih banyak hal yang belum diungkapkan karena sifatnya sangat teknis dan harus dibicarakan lebih lanjut oleh AMM dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan TNI dan institusi lain di Indonesia. Juga belum ada keputusan mengenai siapa yang akan menjadi ketua AMM.
Sekitar 30-50 orang anggota AAM diharapkan sudah tiba di Aceh pada tanggal 15 Agustus 2005 bertepatan dengan penandatanganan MoU antara pemerintah Ri dan GSA di Helsinki. Semoga Aceh Damai.
© Copyright 2024, All Rights Reserved