Sidang paripurna Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar dengan agenda mendengar pandangan umum diwarnai kericuhan. Penyebabnya dua organisasi sayap Golkar Kosgoro dan Soksi yang sama-sama bermasalah dengan konflik kepengurusan, sama-sama mengklaim sebagai pemilik suara yang sah.
Kosgoro mengalami dualisme kepemimpinan. Satu sisi dipimpin oleh Aziz Syamsuddin dan lainnya oleh Agung Laksono.
Soksi juga mengalami hal yang sama. Satu kubu dipimpin oleh Ade Komarudin dan lainnya oleh Ali Wongso. Ali saat ini menjabat sebagai pelaksana tugas menggantikan Rusli Zainal yang bermasalah hukum.
Kericuhan mulai terjadi saat dua ormas ini belum sepakat memilih perwakilan dari organisasi sayap, untuk duduk sebagai anggota pimpinan Munaslub.
Ketua Pimpinan Munaslub Nurdin Halid sempat men-skors sidang selama 10 menit untuk para ormas saling lobby. Akhirnya disepakati bahwa dari organisasi pendiri dan yang didirikan tersebut tidak ada perwakilan.
Juru bicara ormas pun menunjuk Ali Yahya dari Satker Ulama untuk mengisi satu kursi yang tersedia. "Terima kasih atas kebesaran Pak Agung Laksono, apakah disetujui pak Ali Yahya?" kata Nurdin di Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Minggu (15/05).
Akhirnya Nurdin mengetuk palu sidang menandakan bahwa lima kursi pimpinan Munaslub telah terisi.
Tak lama kemudian keributan terjadi di tengah-tengah peserta. Aksi saling dorong mendorong pun terjadi. Satuan petugas keamanan pun dikerahkan. Mereka terpaksa membawa keluar pihak yang dianggap provokator.
© Copyright 2024, All Rights Reserved