Kepolisian mengatakan, ada sekitar 5.000 hingga 7.000 orang pengungsi yang bergerak dari Aceh Singkil menuju Sumatera Utara pasca kerusuhan dan pembakaran rumah ibadah di Aceh Singkil, Selasa (13/10) lalu. Pengungsi itu ditampung di sejumlah daerah seperti Pakpak dan Saragih.
Demikian disampaikan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan, kepada pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/10). “Mereka ada yang ditampung di pos-pos sementara, ada yang di gereja. Karena pemerintah belum memfasilitasi."
Dikatakan Anton, kepolisian akan memberikan pengamanan yang memadai untuk para pengungsi, tanpa menyebut jumlah personel yang dikerahkan. "Waktu kerusuhan saja kami mengamankan, apalagi yang mengungsi, pasti kami amankan," ujarnya.
Dikatakan Anton, tidak ada gerakan massa dari Sumatera Utara ke arah Aceh. Kini, keamanan perbatasan antara kedua provinsi sudah diperketat untuk mencegah pergerakan yang bisa memperkeruh suasana.
Sementara itu. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan anak buahnya telah melakukan penyekatan di 3 titik, yakni perbatasan dengan Tapanuli Tengah, Pakpak Barat dan Dairi. Ketiga jalur itu dijaga 2 satuan setingkat pleton. “Jangan sampai ada kegiatan dari Sumatera Utara masuk Singkil," kata Badrodin.
Polri juga menggerakan personel Brigade Mobil dari Polda Aceh ke Kabupaten Aceh Singkil untuk menjaga kondisi tetap kondusif.
© Copyright 2024, All Rights Reserved