Penurunan nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebut pemerintah sebagai momentum yang bagus untuk meningkatkan ekspor. Akan tetapi, buktinya, Indonesia belum dapat memanfaatkan momentum itu. Ekspor malah turun 7,83 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas Indonesia selama Januari 2015 sebesar US$10,49 miliar. Angka tersebut justru turun 7,83 persen dibandingkan sebelumnya. "Dari 10 komoditas non migas, hanya ada beberapa komoditas yang merespon dengan peningkatan ekspornya," terang Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantor BPS, Jakarta Senin (16/3).
Suryamin menjelaskan penurunan ekspor terbesar terjadi pada produk perhiasan atau permata sebesar US$230,1 juta atau turun sebesar 29,94 persen.
Penurunan berikutnya terjadi pada ekspor bahan bakar sebesar sebesar 9,83 persen, dengan hanya mencatatkan nilai US$149,7 juta. Diikuti pula dengan ekspor lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$101,1 juta atau minus 6,54 persen, ekspor sektor alas kaki US$64 juta atau turun 16,19 persen; serta mesin atau peralatan listrik sebesar US$ 42,3 juta atau turun 5,89 persen.
Meski demikian, Suryamin menyebut, ada beberapa komoditi yang merespon pelemahan rupiah ini untuk meningkatkan ekspornya seperti ekspor kendaraan dan bagiannya (7,05 persen), besi dan baja (56 persen) serta kapal laut (88,42 persen). “Ekspor meningkat karena memang kebutuhan luar negeri terhadap barang-barang tersebut tinggi," ujar dia.
Suryamin menambahkan, industri manufaktur yang memilki tingkat kandungan lokal yang tinggi seharusnya bisa memanfaatkan pelemahan rupiah ini.
“Semestinya bisa naik (ekspornya) apalagi kalau melihat kebutuhan barang-barang manufaktur di luar negeri, kalau berhasil naik maka juga akan memberikan nilai tambah juga terhadap industrinya yang di dalam negeri," ujar Suryamin.
Sebagai informasi, kejatuhan rupiah terhadap dolar AS semakin dalam setelah ditutup pada level Rp13.191 pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (13/03). Posisi rupiah saat ini merupakan yang terendah sejak krisis finansial menerjang Indonesia pada 1998. Rupiah tak hanya melemah terhadap dolar Amerika Serikat, tetapi juga tak berdaya di hadapan 4 mata uang asing lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved