Perbedaan harga percakapan telpon antara panggilan telpon ke sesama operator (on-net) dibandingkan panggilan telpon lintas operator (off-net) saat ini sangat timpang. Kondisi ini sangat tidak sehat. Perbedaan tarif percakapan telpon on-net dan off-net ini perlu diatur guna menyehatkan industri sekaligus memberikan layanan yang lebih baik pada masyarakat.
Demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara kepada pers, di gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/08) malam.
"Ada yang menggratiskan ke sesama operator, tapi ke luar, lain operator biayanya Rp2.000 per menit. Jadi ini tidak sehat, rasionya bisa ribuan kali," ujar dia.
Kondisi ini membuat industri telekomunikasi tidak efisien, karena hanya mendorong untuk berkutat pada percakapan sesama operator. Hal ini mempengaruhi perilaku masyarakat yang tidak efisien dengan memiliki lebih dari satu sim card dan satu telpon selular.
“Jadi masyarakat kalau mau telpon Simpati pakai kartu Simpati, kalau XL pakai XL, Indosat pakai Indosat. Ini tidak sehat," tegas Rudi.
Menkominfo mengatakan saat ini 350 juta sim card yang beredar di masyarakat, sedangkan pelanggan riilnya hanya 160-170 juta. Artinya, setiap pelanggan diperkirakan memiliki 2 sim card lebih. Begitu pula jumlah telepon selular yang lebih dari satu.
Hal ini, menurut dia tidak efisien, karena biaya pemeliharaan yang begitu besar pada sim card. Padahal, bila sim card hanya satu setiap pelanggan, maka akan banyak melakukan penghematan.
Selain itu, Rudi juga menyoroti perilaku masyarakat yang didorong untuk memiliki lebih dari satu telepon seluler guna menghemat biaya percakapan. "Ini kan tidak mendidik," katanya.
Ia mengatakan, kondisi tersebut juga merugikan bagi perekonomian nasional, karena meningkatkan impor. Besarnya impor sektor telekomunikasi mencapai sekitar 50-60 juta handset. Impor itu menyumbang defisit perdagangan US$5 miliar.
Dikatakan Rudiantara, bila bisa dipangkas 100 juta sim card maka akan terjadi penghematan. Belum lagi juga akan mengurangi nilai impor sektor telkomunikasi sehingga defisit perdagangan juga dapat dipangkas dan mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Untuk mendorong industri telekomunikasi yang lebih sehat, selisih harga percakapan telpon lintas operator dengan ke sesama jaringan operator akan dipangkas. Sehingga masyarakat cukup memiliki satu sim card maupun satu telpon seluler.
© Copyright 2024, All Rights Reserved