Pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan 2 mega proyek PT Pertamina yakni pembangunan storage dan jaringan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM). Presiden Joko Widodo disebut telah menyetujui agar proyek yang menelan anggaran hampir Rp30 triliun itu tidak dilanutukan.
Persetujuan Jokowi itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli kepada pers di Jakarta, Jumat (11/09). Ia mengatakan, proyek usulan Pertamina itu sebenarnya adalah ide yang bagus. Hanya saja proyek tersebut menelan biaya yang tidak sedikit, yakni sekitar US$2,4 miliar atau nyaris mencapai Rp30 triliun.
"Pertanyaan kami apa perlu Pertamina bangun itu? Kan Indonesia selalu beli minyak mentah setiap hari setengah juta barel, lalu membeli BBM setiap hari setengah juta barel juga. Mestinya yang jual dong yang bangun storage-nya di wilayah Indonesia, jadi enggak perlu Pertamina bangun ini," ujar Rizal.
Tentang niat Pertamina untuk membangun jaringan pipa BBM di seluruh laut Pulau Jawa juga dinilai Rizal belum perlu. Rizal justru mempertanyakan urgensi pembangunan pipa BBM di laut, karena selama ini distribusi BBM sudah dilakukan melalui jaringan tangki. "Kalau Pertamina bangun pipa BBM, tangkinya itu bisa bangkrut dong, mau diapain," kata Rizal.
Menko Maritim ini menyarankan Pertamina agar sebaiknya membangunInfrastruktur pipa gas di seluruh Jawa dibanding membangun infrastruktur pipa BBM. Menurut dia, jaringan pipa gas ini akan sangat bermanfaat bagi rakyat.
"Yang lebih penting adalah buat pipa jaringan gas di seluruh Pulau Jawa, karena akan banyak cadangan pipa di kita. Nggak usah pake tabung lagi, rakyat bisa kayak di luar negeri, tinggal buka gas-nya aja, dan industri juga bisa pake gas," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved