Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 7 April 2016 sudah mencapai Rp31 triliun. Jumlah tersebut setara 25,8 persen dari target lembaga penyalur KUR pada 2016 sebesar Rp120 triliun.
Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter Kemenko Perekonomian Bobby Hamzah Rafinus mengatakan, sesuai tren tahun-tahun sebelumnya maka pada triwulan berikutnya realisasi penyaluran KUR bisa tumbuh lebih cepat.
"Permintaan KUR dari nasabah di tiga triwulan mendatang akan lebih tinggi," kata Bobby dalam diskusi bertajuk "Diseminasi dan Implementasi Kebijakan Perekonomian Nasional dan Klinik Bisnis Wilayah Barat" di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (18/04).
Menurut Bobby, hal tersebut tidak lepas dari manfaat perbaikan iklim usaha dan bisnis hasil kebijakan deregulasi, serta peningkatan konsumsi masyarakat.
Peningkatan permintaan itu juga dipicu oleh subsidi bunga dari pemerintah yang membuat bunga kredit KUR turun ke 9 persen pada 2016, dari 12 persen di 2015.
"Subsidi bunga 9 persen itu sudah terealisasi, silakan tanya bank-bank (bank penyalur KUR), bukan wacana," kata Bobby.
Untuk mendukung subsidi bunga 9 persen, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp10,4 triliun dalam APBN 2016. Dengan alokasi subsidi bunga itu maka target penyaluran KUR oleh lembaga penyalur sebesar Rp120 triliun.
Bobby memperkirakan target penyaluran KUR itu bisa terealisasi bahkan sebelum akhir tahun. Namun, pemerintah belum berencana menambah alokasi subsidi bunga KUR pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (RAPBNP) 2016, karena terlalu berisiko memperlebar defisit anggaran yang dijaga sebesar 2,15 persen dari Produk Domestik Bruto.
Pertumbuhan penyaluran KUR ke depan diharapkan akan dipicu oleh perluasan lembaga penyalur KUR, yang sebelumnya hanya dikuasai oleh segelintir perbankan. Kini, lembaga pembiayaan dan koperasi juga dapat menjadi penyalur KUR.
Hingga 18 April ini, ada empat perusahaan pembiayaan yang sedang menyelesaikan proses administrasi untuk menjadi penyalur KUR. Proses administrasi itu adalah mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan, memiliki sistem informasi yang terhubung ke lembaga penjamin KUR, serta memiliki sarana Sistem Kredit Informasi Program (SKIP).
Realisasi KUR hingga April ini disalurkan oleh enam bank. Yakni, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Sinarmas, Bank Maybank, Bank Pembangunan Kalimantan Barat dan Bank Pembangunan NTT.
© Copyright 2024, All Rights Reserved