Tel Aviv diguncang demontrasi besar-besaran menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Puluhan ribu warga Israel berkumpul di lapangan Yitzhak Rabin, menuntut adanya perjanjian perdamaian antara Israel dan Palestina. Demonstrasi besar-besaran itu berlangsung hanya 10 hari menjelang Pemilu Israel.
Aksi protes ini diselenggarakan oleh organisasi akar-rumput Million Hands, yang melancarkan kampanye perjanjian perdamaian Israel-Palestina serta pembentukan Negara Palestina. Polisi menyebut, sekitar 25.000 orang mengikuti unjuk rasa itu. Namun, penyelenggara mengklaim peserta unjuk rasa berjumlah 2 kali lipat dari yang diperkirakan polisi.
"Ini adalah demonstrasi oleh para warga negara Israel yang menuntut perubahan politik, adanya perjanjian perdamaian antara Israel dan Palestina," kata salah satu penyelenggara, Dror Ben Ami, seperti dilansirAFP, Minggu (08/03).
Mereka menentang pemerintah pimpinan Netanyahu yang dianggap telah gagal pada bidang sosial dan ekonomi dan belum dapat meningkatkan kondisi keamanan. "Negara sudah rusak," katanya.
Aksi protes menentang Netanyahu itu adalah yang terbesar menjelang Pemilu 17 Maret dan menggambarkan meningkatnya ketidakpuasan terhadap pemerintah sayap kanan itu. "Kami berharap (sayap) kiri akan kembali," kata Ben Ami.
Menurut hasil jajak pendapat sementara, partai Likud, pimpinan Netanyahu akan bersaing ketat dengan Persatuan Zionis dalam pemilu kali ini.
Pengunjuk rasa khawatir, pemerintahan Netanyahu berikutnya tidak akan menekankan upaya perdamaian dengan Palestina mengingat anggota-anggota kabinet saat ini adalah penentang pembentukan negara Palestina.
© Copyright 2024, All Rights Reserved