Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan Irak bahwa Turki tidak akan menerima instruksi dari pemerintah di Baghdad berkaitan dengan kehadiran pasukan Turki di dekat Mosul.
Erdogan menekankan, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi harus tahu diri, karena tidak setimpal, tak punya hak bicara, dan tidak memiliki kapasitas seperti presiden Turki.
Penghinaan Erdogan ini semakin mempertajam konflik di antara kedua sekutu AS di kawasan itu, seperti dilaporkan oleh Deutche Welle, Rabu (12/10).
Dalam sebuah pidato, Erdogan mengatakan, di Istanbul bahwa Abadi sendirilah yang meminta pendirian markas militer Bashiqa, 12 kilometer di timur laut Mosul yang dikuasai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Ankara mengirim tambahan 500 personel militer ke daerah Bashiqa di Irak utara tahun lalu. Di daerah itu sebelumnya sudah ada tentara Turki yang melatih tentara Irak untuk menghadapi ISIS.
Turki menyatakan, itu hanya rotasi rutin tentara yang ikut dalam misi pelatihan. Sebaliknya Baghdad menyatakan, pengiriman serdadu Turki itu tanpa izin Irak. “Kini ia (Abadi) mengatakan, Pergi dari sini," demikian dikatakan Erdogan menurut laporan kantor berita Anadolu.
Sebagai reaksi dari perkataan Abadi, Erdogan melontarkan pernyataan tajam, "Tentara Republik Turki belum kehilangan kekuatannya, sehingga perlu menerima instruksi dari kamu."
Setelah itu, Erdogan mengatakan serentetan penghinaan terhadap PM Irak itu. Erdogan juga mengatakan Abadi menghinanya dan menekankan, Turki akan melakukan apa yang dianggapnya benar.
Abadi, yang meminta Turki menarik pasukannya menjawab dengan kasar atas penghinaan Erdogan.
"Kami memang tidak setara kalian. Kami akan membebaskan negara dengan tekad prajurit, bukan dengan pembicaraan video," kata Abadi.
Dengan komentar itu Abadi mengejek Erdogan yang menyerukan persatuan negara dengan sarana video dari telepon seluler (ponsel) ketika kudeta terjadi Juli lalu.
Cekcok timbul akibat kehadiran pasukan Turki di utara Irak, tepatnya di Bashiqa untuk melatih pasukan Kurdi Peshmerga dan milisi Muslim Suni.
Turki ingin mereka ikut dalam operasi militer untuk merebut kembali Mosul yang dikuasai ISIS. Sebaliknya, pemerintah Muslim Syiah di Baghdad ingin agar pasukannya yang maju ke front terdepan dalam serangan ke Mosul, yang jadi kota terbesar Irak di bawah kekuasaan ISIS.
© Copyright 2024, All Rights Reserved