Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memuji investor Korea Selatan sebagai teman yang setia kepada Indonesia. Pebisnis Korsel tetap mendukung Indonesia saat mengalami masa sulit, krisis ekonomi tahun 1997. Kerjasama strategis yang dibangun Indonesia dan Korea Selatan semakin menguat sejak diluncurkan pada 2006. Kini Investor Korsel adalah salah satu dari 5 investor terbesar di Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Presiden SBY dalam sambutannya pada Bisnis Forum Indonesia-Korea Selatan di Ruang Diamond, Hotel Renaissance, Seoul, Rabu pagi (28/03). “Perdagangan antara Indonesia dan Korea telah meningkat dari US$10,8 miliar pada tahun 2007 hingga mencapai sekitar US$20 miliar pada tahun 2011.”
Presiden meminta para pebisnis Indonesia belajar dari para pebisnis Korea akan etika kerja, inovasi, serta kesetiaan mereka untuk terus mendukung Indonesia termasuk ketika Indonesia tengah dilanda krisis ekonomi tahun 1997.
“Korea terus setia mendukung dan bersama dengan Indonesia sejak krisis 1997. Mereka berada di sisi kita saat kita menghadapi masa-masa sulit, dan tidak mencampakkan kita. Korea merupakan teman Indonesia di kala senang ataupun susah," tambahnya.
Investasi yang dilakukan pemerintah Korea ini, sambung SBY, mendatangkan keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti misalnya keterlibatan Korea dalam proyek di PT. Krakatau Steel. Proyek ini merupakan kerja sama antara PT. Krakatau Steel dan Posco (Pohang Steel and Iron Corporation) di Cilegon, Banten, Jawa Barat.
“Proyek ini penting untuk terus meningkatkan permintaan akan baja baik dalam skala nasional Indonesia ataupun internasional. Penggunaan industri baja mencapai 1400 juta ton selama tahun 2011 dan diharapkan terus meningkat pada tahun 2012," terang SBY.
Selain itu Korea juga terlibat dalam beberapa industri lainnya seperti industri manufaktur, perkeretaapian, dan petrokimia. Bahkan juga berinvestasi di proyek MP3EI. Ini merupakan gambaran bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara semakin membaik.
“Saya senang banyak investor Korea yang terlibat dalam proyek yang sangat penting bagi Indonesia, sebuah proyek untuk memperluas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dikenal dengan nama MP3EI," SBY menjelaskan.
Untuk semakin menerapkan kerja sama kedua negara, Indonesia dan Korea juga telah membentuk sebuah Komite Ekonomi Indonesia-Korea. Komite ini telah menyepakati untuk terus meningkatkan dan mendiskusikan kerja sama ekonomi secara menyeluruh. "Kita yakin bahwa perjanjian ini akan meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negara, dan dapat mencapai target US$50 triliun pada 2015 dan US$100 triliun pada 2020," ujar Kepala Negara.
Oleh karena itu, SBY meminta kepada Kamar Dagang Korea dan Indonesia untuk terus mencari peluang baru dalam perluasan kerja sama kedua negara. Dalam kesempatan itu, Presiden kembali mengundang para investor Korea untuk terus berinvestasi di Indonesia. Presiden berjanji akan memfasilitasi dan menyediakan iklim yang bersahabat kepada para investor utamanya yang terkait dengan masalah birokrasi, yang sepertinya selalu menjadi hambatan dan tantangan dari para investor.
“Kami akan mempermudah sistem birokrasi kami. Kami juga akan meningkatkan koordinasi antara pusat dan daerah, serta memberantas korupsi," terang Presiden.
Selain itu, Kepala Negara juga berjanji bahwa pemerintah Indonesia akan terus bertindak sebagai fasilitator untuk mencari solusi dari setiap tantangan yang dihadapi para investor Korea di Indonesia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved