Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buka suara terhadap kritik yang ditujukan kepada kinerja pemerintahan yang dipimpinnya. Presiden meminta masyarakat untuk melihat siapa yang benar-benar bekerja untuk kesejahteraan rakyat dan siapa yang berpangku tangan. Terakhir kritik datang dari mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. Genderang ‘perang’ menuju pemilihan umum 2009 telah ditabuh masing-masing pihak.
Pernyataan Presiden Yudhoyono itu diungkapkan di sela-sela sambutannya saat berdialog dengan petani gula aren seusai meresmikan pabrik dan ekspor perdana Pabrik Gula Aren Masarang, serta dalam dialog dengan petani dan anggota asosiasi bunga di Tomohon, Sulawesi Utara, Minggu (14/1).
"Sekarang negara ini sudah terbuka dan bisa dilihat di negeri ini dan di mana pun. Media cetak dan elektronik kini bekerja 24 jam sehari. Coba tolong lihat bersama. Di negeri tercinta ini, siapa yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, pangannya, lapangan kerja, dan lain-lain, dan lihat siapa yang berpangku tangan," kata Presiden SBY saat memberikan kata sambutan peresmian pabrik gula aren.
Pada saat yang sama, Presiden juga mengajak mereka yang memberikan kritik terhadap kinerja pemerintahannya untuk bersama-sama melakukan tugas untuk rakyat demi rakyat Indonesia dan masa depan bangsa dan negera. "Ajak mereka yang hanya berkomentar itu untuk bersama-sama melakukan tugas untuk rakyat ini. Demi kita sendiri, demi rakyat Indonesia, dan demi masa depan bangsa dan negara," ujar SBY lebih lanjut.
SBY juga mengungkapkan kemarahannya terhadap mereka yang hanya berkomentar memberikan kritik saja. "Jangan hanya menuding-nuding dan berkomentar saja. Justru kita yang bekerja siang dan malam seolah dianggap tidak bekerja," ungkap Presiden SBY dengan nada keras.
Kekesalan Presdien Yudhoyono juga diungkapkannya saat memasuki sesi tanya jawab dengan para petani bunga. "Ada saudara-saudara kita yang senang menonton dan senang berkomentar sana-sini. Barangkali demokrasi itu boleh-boleh saja seperti itu meskipun manfaatnya tidak terlalu besar untuk rakyat. Lebih baik, mari kita bekerja, mencari akal, dan berikhtiar untuk melakukan sesuatu. Insya Allah. Jadi, kita memilih yang seperti itu. Karena tak ada yang bisa mengubah masa depan kecuali kita sendiri," kata SBY.
Seperti diketahui sebelumnya, beberapa tokoh politik seperti mantan Presiden Megawati Soekarnoputri pekan lalu meminta Presiden Yudhoyono tidak hanya tebar pesona, tetapi tebar karya. Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dalam beberapa kesempatan juga menyebut lemahnya kepemimpinan nasional sebagai penyebab buruknya situasi di semua bidang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved