Memasuki hari ke-15 hilangnya pesawat AdamAir Kl574 jenis Boing 737-400, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyimpulkan bahwa pesawat tersebut tidak meledak di udara. Hal ini berdasarkan hasil investigasi awal KNKT terhadap analisa pada kondisi serpihan pesawat, lokasi ditemukannya serpihan terebut, periode waktu ditemukannya serpihan pesawat.
Keterangan ini dikemukakan oleh Ketua Tim Investigasi KNKT untuk kasus AdamAir Frans Wenas disela-sela rapat dengan pendapat umum dengan anggota Komisi V DPR, di Gedung DPR, Senin (15/1). "Akan tetapi, asumsi ini bukan kesimpulan. Ini hanya analisa awal kami," tegas Frans Wenas. Analisa KNKT menurut Wenas yaitu sebagian badan pesawat, seperti kokpit, sayap, mesin, dan ekor hancur ketika pesawat menyentuh permukaan laut. Sedangkan badan pesawat tenggelam ke dasar laut.
Sedangkan dari serpihan pesawat yang ditemukan, seperti meja lipat di kursi pesawat, dua sobekan sayap, jaket pelampung, gabus tempat duduk, serpihan papan fiber, dan elevator trim ekor pesawat, tidak ada indikasi benda itu terbakar. Kerusakan yang ditermukan terhadap serpihan tersebut, menurut Frans, lebih dimungkinkan karena tumbukan badan pesawat dan tekanan udara di dalam air.
Indikasi lainnya terlihat dari lokasi ditemukannya serpihan pesawat, juga mengindikasikan pesawat itu jatuh dan hancur di laut. "Kalau meledak di udara, serpihannya tersebar dalam radius yang lebar," ungkap Frans Wenas.
Selain itu, Frans juga memberikan contoh tentang pesawat yang meledak di udara yaitu pesawat Boeing 747-121 milik Pan American World Airways. Pesawat ini meledak di Skotlandia karena bom dan serpihannya ditemukan dalam radius 3 mil. Sedangkan Serpihan pesawat AdamAir baru ditemukan setelah 11 hari pesawat dinyatakan hilang. Jika pesawat meledak di udara, serpihan lebih cepat ditemukan.
[Mengandalkan TPL]
Pencarian badan pesawat dan kotak hitam AdamAir kini hanya mengandalkan dua alat towed pinger locator (TPL) milik Singapura dan Amerika Serikat (AS) yang mendeteksi sinyal underwater locator beacon (ULB) yang ada di kotak hitam. Alat canggih ini memang belum dimiliki oleh Indonesia, sekalipun oleh TNI.
Menurut rencara TPL milik Singapura yang telah tiba di Makassar akan akan dipasang pada kapal Baruna Jaya. Sementara TPL dari AS dipasang di kapal Marry Sears. Semoga pesawat AdamAir yang hilang sejak 1 Januari lalu dapat cepat ditemukan dengan menggunakan alat TPL tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved