Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada bulan Juni akan menyentuh level 0,22 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 2,75 persen (year on year/yoy). Prediksi itu berdasrkan Survei Pemantauan Harga hingga pekan pertama Juni yang dilakukan bank sentral itu.
Dikatakan Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (08/06), inflasi yang tergolong rendah tersebut dipicu masih terjadinya deflasi pada beberapa komoditas bahan makanan seperti minyak goreng, bawang, dan cabai merah dan cabai putih. “Kami melihat harga barang yang terus terkendali dan rendah," ujar dia.
Meski demikian, BI memperkirakan tekanan inflasi pada Juni 2018 bersumber dari pergerakkan tarif transportasi, khususnya tarif angkutan antarkota dan angkutan udara. “Wajar karena banyak yang sudah memesan tiket, dan juga sudah memulai perjalanan mudik. Itu memberikan sumbangan yang besar," ujar dia.
Perry menyatakan, BI terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mencegah kenaikan tarif transportasi yang berlebihan yang bisa memicu inflasi. Seperti diketahui, pengaturan batas bawah dan batas atas tarif transportasi kelas ekonomi masih diatur oleh Kementerian Perhubungan.
Meski ada peluang tekanan inflasi dari kelompok transportasi, BI optimis inflasi nasional masih terjaga. Pasalnya, kontribusi tarif transportasi ke inflasi masih relatif kecil, seperti transportasi udara yang hanya 0,08 persen.
Bank Sentral ingin menjangkar inflasi tahunan di 2018 sebesar 2,5-4,5 persen (yoy). Di akhir tahun, BI melihat inflasi akan jatuh di 3,6 persen (yoy).
© Copyright 2024, All Rights Reserved