TNI Angkatan Laut menggelar upacara militer yang diikuti sekitar 2.800 orang prajurit dari berbagai kesatuan di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Kamis (05/12). Dalam upacara memperingati Hari Armada 2013 ini, TNI Al unjuk kekuatan taktis sejumlah alat utama sistem persenjataannya.
Upacara militer tersebut dipimpin langsung Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio dan dihadiri para petinggi TNI, Polri, sejumlah mantan KSAL, dan kalangan pejabat sipil.
Dalam acara ini ditampilkan 12 unit kapal perang, termasuk kapal selam KRI Nanggala-402, masing-masing 4 unit tank amfibi BMP-3F, tank PT-76 dan tank BTR-50, serta meriam Howitzer kaliber 122 mm dan 105 mm.
Dalam kesempatan itu, prajurit TNI AL menunjukkan kemampuan tempur taktisnya dalam sebuah demonstrasi pembebasan kapal niaga dari aksi pembajakan yang dilakukan sekawanan teroris.
Demontrasi ini melibatkan alutsista yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), terdiri dari kapal perang, pesawat udara patroli, helikopter, serta pasukan khusus TNI AL dari unsur Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Pasukan Intai Amfibi (Taifib).
Skenario demonstrasi pertempuran khusus diawali adanya aksi pembajakan kapal niaga yang diperankan KRI dr Soeharso-990 dengan beberapa awaknya, tiba-tiba dibajak dan penumpangnya disandera kawanan teroris berjumlah 25 orang.
Mendapatkan informasi adanya pembajakan, jajaran Koarmatim langsung menerjunkan tim gabungan Kopaska dan Taifib untuk melakukan operasi penyerbuan sekaligus pembebasan sandera dari laut dan udara, hingga terjadi kontak senjata.
Pasukan Taifib melakukan terjun payung dan mendarat di geladak kapal untuk melakukan penyerbuan bersama Kopaska yang masuk dari sisi kapal menggunakan boat tempur.
"Operasi pembebasan tersebut merupakan salah satu fungsi dan tugas khusus TNI AL dalam rangka menegakkan kedaulatan hukum di laut dari tindak kejahatan seperti pembajakan dan terorisme," kata KSAL Laksamana TNI Marsetio, usai defile pasukan.
Selain demonstrasi, juga dilaksanakan "sailing pass" kapal perang di perairan Selat Madura yang membentuk formasi tempur dan menembakkan senjata artileri dan roket antikapal selam buatan Rusia, serta atraksi "fly pass" pesawat udara dari Puspenerbal yang menyebarkan ranjau laut.
Dikemukakan Marsetio, dalam perayaan Hari Armada 5 tahun terakhir, TNI AL tidak menggelar defile kapal perang dan unsur pendukungnya lengkap dengan aksi manuver dan demonstrasi pertempuran laut seperti saat ini.
"Apa yang ditampilkan kali ini merupakan sebagian dari kekuatan yang dimiliki TNI AL. Kemampuan dan profesionalisme prajurit harus terus ditingkatkan untuk mengemban tugas-tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved