Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China bisa menjadi bola salju dan berdampak buruk pada perekonomian Indonesia. Masalah ini bisa mempengaruhi investasi dan bursa saham Indonesia.
“Kalau tidak hati-hati itu bisa membuat bola salju, itu ujungnya ke semua negara bukan hanya Indonesia. Lalu berdampak juga pada bursa saham," ujar Kepala BKPM Thomas Lembong, Jumat (06/04).
Sejak perang dagang mencuat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau memang telah terkoreksi cukup dalam beberapa waktu terakhir. Sejak pertengahan Maret 2018, IHSG yang sempat berada di level 6.500 terus melemah hingga ke level sekitar 6.100.
Untuk penutupan perdagangan Kamis, IHSG melemah 26,13 poin atau 0,42 persen ke level 6.183, setelah bergerak dalam rentang 6.176-6.211.
Lembong enggan memperkirakan level penurunan investasi lebih jauh jika perang dagang AS-China tidak berlasung dan semakin memanas.
Di sisi lain, ia menilai perdagangan jasa di sektor pariwisata, hiburan, dan edukasi masih akan bergerak positif pada 2018. Pasalnya, hal yang diributkan antara AS dan China hanya perdagangan barang.
“Banyak sekali hubungan ekonomi Indonesia dengan AS dan China di sektor jasa misalnya pariwisata, itu tidak terkena dampak. Pariwisata lagi tinggi," tutur Lembong.
Selain itu, sektor hiburan juga termasuk tinggi dengan rata-rata pertumbuhan 15 persen-20 persen per tahunnya. Sementara, untuk sektor edukasi sendiri terlihat masih banyak mahasiswa internasional di Indonesia. "Jadi prospek untuk perdagangan jasa itu cerah," imbuh Lembong.
Berdasarkan catatan BKPM, total investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada 2017 tumbuh 13,1 persen menjadi Rp692,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp612,8 triliun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved