Penurunan permukaan tanah di ibukota Jakarta berkisar antara 3 hingga 18 sentimer (cm). Penurunan itu disebabkan beban bangunan gedung, serta pengambilan air tanah yang tidak terkontrol.
Demikian disampaikan Direktur Pengairan dan Irigasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Abdul Malik Sadat Idris dalam acara diskusi di Jakarta, Kamis (01/02).
“Data geodesinya sudah cukup lengkap. Ada yang turun 3 cm, ada 18 cm. Tapi ahli kami sedang meneliti lebih detail lagi untuk meramalkan agar lebih presisi," terang dia.
Dijelaskan Abdul, tren penurunan permukaan tanah di Jakarta, berbeda-beda di setiap lokasi. Namun, penurunan permukaan tanah paling dalam terjadi di wilayah Muara Baru, Jakarta Utara. Hal itulah yang menyebabkan, kawasan tersebut kerap terendam banjir rob.
Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah sedang membangun National Capital Integrated Coastal (NCICD) atau tanggul laut di Teluk Jakarta. Tahun ini pemerintah tengah membangun tanggul lanjutan sepanjang 20 kilometer termasuk pembangunan tanggul Muara Baru.
Abdul mengatakan bila penurunan permukaan tanah tidak ditanggulangi, bisa jadi pada 2050 permukaan tanah di Jakarta bisa turun 30 persen. “(Tahun) 2050 bisa turun permukaan tanah salah satu simulasi bila tidak ditanggulangi," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved