Untuk kesekian kalinya, penembakan brutal kembali menggemparkan Amerika Serikat. Seorang pria dengan membawa 4 senjara memasuki ruang kelas di sekolah dasar Sandy Hook di Newtown Connecticut, AS, Jumat (14/12) dan menembak membabi buta. Sebanyak 20 anak-anak tewas serta 6 orang dewasa tewas. Pelaku kemudian menembak dirinya sendiri.
Kejadian itu merupakan peristiwa penembakan di sekolah paling berdarah dalam sejarah AS. “Hari ini, kami sangat bersedih,” ujar Presiden AS Barack Obama sambil menyeka matanya saat berbicara kepada wartawan beberapa jama setelah peristiwa tersebut.
Aksi penembakan yang terjadi di Sandy Hook Elementary School itu terjadi 2 pekan sebelum Hari Raya Natal. Jumlah korban yang tewas hanya kalah dari aksi penembakan di Virginia Tech pada 2007 yang menyebabkan 32 orang tewas. Namun, kali ini, korbannya adalah anak-anak kecil.
Foto dari lokasi kejadian menunjukkan anak-anak yang mayoritas menangis dikawal polisi melewati lapangan parkir. Anak-anak itu mengatakan kepada orang tua mereka mendengar suara keras dan teriakan. Mereka kemudian diperintahkan bersembunyi di dalam lemari atau di pojok ruangan oleh para guru.
Polisi menyebut 18 anak tewas di tempat, sementara 2 lainnya meninggal dunia di rumah sakit. Sebanyak 6 orang dewasa juga ditemukan tewas di sekolah tersebut. Gubernur Connecticut P Malloy mengatakan seseorang yang tinggal dengan pelaku juga tewas. Jumlah korban tewas dalam peristiwa ini menjadi 28 orang, termasuk pelaku.
Polisi menyebut pelaku penembakan itu bernama Adam Lanza. Pemuda berusia 20 tahun itu adalah putra dari seorang guru di sekolah tersebut bernama Nancy Lanza. Sang ibu diduga juga tewas dalam aksi brutal tersebut. Adam Lanza datang ke sekolah itu menggunakan mobil milik ibunya. Dia membawa 4 buah senjata, sebuah Glock, sebuah Sig Sauer, dan senapan kaliber 22.
Obama menyebut, anak-anak yang tewas dalam peristiwa itu berusia antara 5 dan 10 tahun. “Hidup mereka seharusnya masih panjang. Ulang tahun, kelulusan, pernikahan, dan memiliki anak.”
Aksi penembakan brutal ini kembali mencuatkan debat mengenai pengendalian senjata di negara tersebut. Obama mengatakan peristiwa semacam ini sudah terlalu sering terjadi. “Kami telah mengalami terlalu banyak tragedi ini dalam beberapa tahun terakhir. Hati kami hancur saat ini, untuk orang tua, dan kakek-nenek, saudara dan saudari dari anak-anak kecil dan bagi keluarga para orang dewasa yang hilang," tutur Obama.
Obama meminta AS bersatu untuk mengambil sebuah aksi kongkret tanpa memperdulikan politik. “Kita harus datang bersama-sama dan mengambil tindakan yang berarti untuk mencegah tragedi seperti ini,” ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved