Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyatakan siap melakukan antisipasi atas rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) setelah menyelesaikan kebijakan "tapering off", pada 2015.
"Kami siap bahkan sejak awal telah mengantisipasi itu, memang ada gejolak di pasar keuangan, karena banyak emerging market harus melakukan penyesuaian dalam kebijakan moneternya," kata Menteri Keuangan Chatib Basri di Jakarta, Jumat (21/03).
Menurut Chatib, pernyataan Ketua The Fed Janet Yellen tersebut sempat menimbulkan volatilitas di pasar keuangan dan menyebabkan tekanan pada nilai tukar rupiah, namun kondisi saat ini telah relatif stabil.
“Pemerintah dan Bank Indonesia telah melakukan antisipasi berupa pengetatan kebijakan fiskal serta moneter sejak pertengahan tahun 2013 untuk mengantisipasi gejolak akibat isu "tapering off",” kata Chatib.
Chatib menjelaskan, situasi tersebut yang menyebabkan fundamental ekonomi nasional dalam keadaan baik dan relatif solid dari berbagai tekanan eksternal. Bank Indonesia telah melakukan (kenaikan suku bunga) sejak awal, BI rate telah naik 175 basis poin dan fiskalnya telah diketatkan, sehingga dampaknya dapat lebih minimal.
Berkaca dari pengalaman investor yang biasanya mampu beradaptasi dengan perkembangan perekonomian global, kata Chatib, pelaku pasar diperkirakan telah siap dalam menghadapi kebijakan The Fed terkait suku bunga.
"Logikanya kalau The Fed menunjukkan akan menaikkan interest rate pada 2015, mungkin market akan melakukan price in 6 bulan sebelumnya, nanti kami lihat lagi ke depannya," kata Chatib.
Sebelumnya, Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan, kenaikan suku bunga mungkin dimulai sekitar 6 bulan setelah program stimulus moneter berakhir, yang dapat dilakukan dalam paruh pertama 2015.
© Copyright 2024, All Rights Reserved