Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko bertindak selaku Inspektur Upacara pada pembukaan Pendidikan Reguler (Dikreg) XLII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI tahun 2015 di Aula Sesko TNI Jl. R.A.A. Martanegara No. 11 Bandung, Jawa Barat, Senin (16/03). Pendidikan yang akan berlangsung selama 9 bulan ini diikuti oleh 150 orang Perwira Siswa (Pasis).
Rilis yang diterima politikindonesia.com dari Puspen TNI, menyebutkan, para siswa peserta Sesko ini terdiri dari Perwira Menengah (Pamen) TNI dan Polri berpangkat Kolonel, 61 Pamen dari TNI AD, 40 Pamen TNI AL, 40 Pamen TNI AU dan 2 Pamen Polri serta 7 orang Pasis dari mancanegara masing-masing satu orang peserta dari Mali, Saudi Arabia, Korsel, Thailand, Singapura, Malaysia dan Australia.
Panglima TNI dalam pengarahannya mengatakan bahwa, kerja sama antar negara dapat dilakukan untuk kepentingan negara dan juga untuk mengumpulkan kekuatan dengan tujuan utama guna mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta terciptanya stabilitas dan keseimbangan dunia internasional. Dalam kaitan perkembangan neorealisme tersebut, diharapkan agar para siswa Sesko TNI memiliki pemikiran cerdas dalam mencerna perkembangan lingkungan, dan memiliki pemikiran strategis dalam menghadapi realisme perkembangan nasional, karena realisme yang terjadi adalah pelemahan terhadap kekuatan negara.
Adanya kekhawatiran penguatan militerisme dari satu atau dua elemen masyarakat terhadap banyaknya MoU TNI dengan Kementerian atau Lembaga, merupakan realisme adanya upaya pemikiran untuk mengkotak-kotakan dalam menangani permasalahan bangsa, yang juga hanya melihat hitam putih dengan tendensius untuk memisahkan TNI dari pemerintah dan rakyat, tanpa melihat realisme yang berkembang, sedangkan permasalahan bangsa tidak bisa dilihat hanya pada satu sisi dan tidak dapat diatasi oleh hanya satu komponen bangsa.
Tugas mengatasi aksi terorisme; mengamankan wilayah perbatasan; mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis, membantu tugas pemerintahan di daerah; membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue), serta membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan, adalah tugas yang realismenya telah ditetapkan oleh undang-undang. “TNI memiliki perspektif realisme bahwa negara masih merupakan satu-satunya aktor utama dalam hubungan internasional, dan negara adalah sebagai kekuatan yang paling tinggi,” kata Jenderal TNI Moeldoko.
Dalam kaitan tersebut, Panglima TNI mengingatkan kepada para siswa untuk tidak terpengaruh oleh pemikiran kontra realisme dan isu kondisionalitas, yang mencoba lagi memisahkan TNI dan rakyat. TNI akan melanjutkan tugas sesuai yang digariskan oleh undang-undang dan kebijakan pemerintah. TNI dan para Perwira dalamnya tidak boleh berpolitik praktis, tetapi manakala dalam membangun bangsa ini ada komponen yang meminta bantuan, TNI tabu untuk menolaknya, karena tugas bantuan itupun adalah amanah undang-undang.
Lebih lanjut Panglima TNI menekankan kepada para siswa untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas diri siswa, yang dijiwai prinsip dan semangat membangun interoperabilitas TNI dengan mengeliminasi ego sektoral, karena tantangan ke depan menuntut kompetensi individu dalam konteks Interoperability Triservice atau Trimatra Terpadu dengan mengeliminasi ego sektoral, karena dengan ketiga hal tersebut TNI dapat melaksanakan tugas yang diembankan negara dan pemerintah.
Dalam konteks akademis, Panglima TNI berharap kajian-kajian strategis terhadap kondisi faktual saat ini dan kecenderungannya, harus menjadi atensi dengan porsi yang memadai, karena setelah para Perwira selesai dari pendidikan ini akan menghadapi realisme tugas yang sesungguhnya.
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke wilayah Garnisun Tetap II/ Bandung-Cimahi Panglima TNI juga berkesempatan meresmikan “Wisma Bela Negara Siliwangi” yang berada di kawasan lapangan tembak Gunung Bohong, Cimahi, Jawa Barat. Gedung dua lantai dengan luas 678 m² itu mempunyai kapasitas 160 orang yang bisa dimanfaatkan oleh prajurit maupun masyarakat sekitarnya untuk kegiatan dalam mengisi dan membangun bangsa dengan materi Bela Negara.
Sebelum meresmikan Wisma Bela Negara Siliwangi, Panglima TNI menyaksikan lomba tembak runduk senapan kaliber 7,62 mm jarak 600 M yang diikuti oleh 3 tim terdiri dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU dengan masing-masing tim beranggotakan 5 orang petembak. Sasaran yang digunakan adalah plat baja dan gambar lesan tubuh statik. Lomba tembak secara tim dimenangkan oleh tim TNI Angkatan Laut dan secara perorangan dimenangkan oleh TNI Angkatan Darat.
Hadir dalam acara tersebut, Dankodiklat TNI AD, Pangdam III/Siliwangi, Koorsahli Panglima TNI, para Asisten Panglima TNI, Kapuspen TNI, para Asisten Kodam III/Siliwangi, Kapolres Cimahi serta Perwakilan Pejabat Pemkot Cimahi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved