Mutiara merupakan salah satu produk kelautan dan perikanan yang mendapat perhatian penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). South Sea Pearls (SSP/mutiara laut selatan) adalah salah satu komoditas unggulannya, dimana Indonesia adalah penghasil SSP terbesar dunia. Menggairahkan pasar mutiara, KKP kembali bekerjasama Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) dan Yayasan Mutiara Laut Indonesia (YMLI) menggelar pameran tahunan mutiara Indonesia ke-5.
Direktur Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikakan (PDSPKP) KKP Maman Hermawan mengatakan acara yang sudah memasuki tahun kelima ini ditargetkan bisa meraup penjualan sekitar Rp25 miliar. Target perdagangan SSP asal Indonesia ini harus mengalami peningkatan sekitar 67 persen atau setara dengan Rp10 miliar. Karena hasil perdagangan pada tahun sebelumnya mencapai Rp15 miliar.
"Kegiatan tahunan kali ini bertema "Discovet The Exotic East Indonesia". Tema itu diambil karena pameran kali ini akan mengangkat Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu daerah penghasil SSP dan kaya dengan kebudayaan. Rencananya pameran ini akan digelar di Grand Indonesia West Mall pada 14-18 Oktober 2015 besok," katanya kepada politikindonesia.com, di Jakarta, Jumat (09/10).
Dijelaskan, untuk meningkatkan penjualan sebesar 67 persen tidaklah mudah di saat perekonomian sedang melemah seperti sekatang ini. Namun para pengusaha mutiara Indonesia, baik YMLI dan ASMBUMI, serta pengusaha lainnya optimis meraih target itu.
"Walaupun daya beli masyarakat kita masih rendah terhadap mutiara, tapi kami yakin dan optimis target itu bisa dicapai. Karena dalam acara tersebut kami mengundang sejumlah buyer dari dalam dan luar. Ada sekitar 20 buyet asing yang sudah dipastikan menghadiri pameran tersebut," paparnya.
Menurutnya, pada pameran kali ini untuk pertama kalinya Indonesia akan mengadakan lelang mutiara Indonesia di depan para buyer. Lelang ini merupakan celah pemasukan devisa. Lelang itu diharapkan bisa menjadi cikal bakal pelaksanaan Lelang Mutiara International atau International Pearl Auction di Tanah Air. Selama ini, lelang mutiara internasional hanya terpusat di Hongkong dan kota Kobe di Jepang.
"Sayangnya, lelang mutiara ini dilakukan masih sebatas untuk vendor domestik di Indonesia. Adapun tujuan utama acara ini adalah untuk mempromosikan dan memperkuat branding mutiara Indonesia," paparnya.
Maman mengungkapkan, saat ini pasar mutiara dunia didominasi oleh empat jenis mutiara, yaitu SSP asal Indonesia. Karena hampir 43 persen kebutuhan SSP dunia dipasok dari Indonesia. Selain itu SSP asal Australia, Filipina dan Myanmar. Mutiara Akoya (Akoya Pearl) dengan negara produsen adalah Jepang dan China, Mutiara Hitam (Black Pearl) dengan negara produsen adalah Tahiti dan Mutiara Air Tawar (Fresh Water Pearl), dengan negara produsen adalah Tiongkok.
"Selama ini banyak orang Indonesia selaku pemiliki sumber daya mutiara tidak begitu paham mutiara yang mereka genggam dari mana. Sebab, khusus SSP di dunia ini produksinya hanya sekitar 10-12 ton per tahun. Sementarra, Indonesia bisa berkontribusi antara 5-7 ton per tahun," pungkas Maman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved