Jumat pagi WIB atau Kamis waktu AS, harga minyak mentah dunia naik setelah OPEC mempertahankan pagu produksinya tidak berubah dan analis melihat data buruk ekonomi AS menunjuk ke langkah-langkah stimulus baru dari Federal Reserve.
Menteri Energi dan Pertambangan Aljazair Youcef Yousfi mengatakan, 12-negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menghasilkan sepertiga dari minyak dunia, di Wina memutuskan untuk mempertahankan batas produksi saat ini pada 30 juta barel per hari (bph) yang telah berlaku sejak pertemuan Desember.
Sebelumnya, harga minyak telah bervariasi menjelang pertemuan kartel. Namun setelah pertemuan itu, kontrak utama AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Juli, melonjak menjadi berakhir pada US$83,91 per barel, US$naik 1,29 dari penutupan Rabu.
Sementara, di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari sedikit berubah, kehilangan 10 sen menjadi US$97,03 per barel.
Menurut JPMorgan Chase, hasil OPEC tidak mengherankan, meskipun telah ada tekanan untuk memangkas produksi dalam menghadapi harga yang telah jatuh lebih dari US$20 per barel dalam beberapa bulan terakhir.
“Suasana umum dari laporan-laporan sebelum pertemuan tersebut adalah bahwa para anggota berpikir pagu yang ada dibutuhkan untuk menjadi lebih dihormati oleh anggota, beberapa di antaranya telah kelebihan produksi,” kata JPMorgan Chase.
Hal yang terberat dari proses penyesuaian, salah satunya harus diambil, adalah penurunan pada Kuwait, Uni Emirat Arab, dan, khususnya Arab Saudi. Sebab tiga negara tadi telah meningkatkan produksi selama 18 bulan terakhir untuk mengisi kesenjangan dari hilangnya pasokan Libya tahun lalu.
"Kami tidak menetapkan probabilitas tinggi bahwa target 30 juta bph akan benar-benar dipatuhi, tetapi lebih daripada itu trio Teluk itu akan terus menantang tugas menyeimbangkan pasar minyak dunia dengan menjaga produksi pada beberapa tingkat di atas target itu," kata JPMorgan Chase.
Harga minyak juga mendapat dorongan karena spekulasi bahwa data AS yang lemah pada pekerjaan dan konsumsi bisa membuka jalan bagi stimulus lebih baik. Hal ini berdasarkan hasil dari pertemuan dewan kebijakan Federal Reserve yang akan digelar pekan depan.
"Dengan angka AS pagi ini, kami berharap bahwa stimulus mungkin diumumkan pada pertemuan FOMC pada Rabu," kata Bart Malek dari TD Securitie.
© Copyright 2024, All Rights Reserved