Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan, sampai akhir tahun 2016, jumlah kredit perikanan bisa tumbuh 21 persen. Ada pun hingga Februari 2016, penyaluran kredit perikanan oleh perbankan naik 18,95 persen menjadi Rp8,9 triliun.
Kepala Divisi Bisnis Program Pangan dan Kemitraan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tri Wintarto menyebut, hingga Maret 2016, kredit ke sektor perikanan BRI tumbuh 23,63 persen menjadi Rp6,8 triliun.
“Kenaikan kredit sektor kelautan ini beberapa di antaranya dikontribusikan oleh perikanan tangkap, budidaya, dan jasa pengolahan," kata Tri, akhir pekan kemarin.
Hingga saat ini, emiten perbankan dengan kode saham BBRI tersebut sudah memiliki 265.000 debitur di sektor perikanan. Untuk menjaga rasio kredit macet atawa non performance loan (NPL) sektor perikanan tetap terjaga, BRI terus berupaya melakukan pendekatan dan pembinaan kepada para nelayan.
Tri mengatakan, untuk sektor pengolahan dan perdagangan BRI masih bisa menjaga rasio kredit macet di bawah 3 persen. Bank CIMB Niaga membidik penyaluran kredit sektor kelautan dan perikanan bisa tumbuh 15 persen di tahun ini.
Sementara, Kepala Linkage Mikro Bank CIMB Niaga Arief Danardono mengatakan, hingga Mei 2016, tercatat kredit kepada sektor kelautan dan perikanan Bank CIMB Niaga mencapai Rp2,2 triliun. Sebagai gambaran, pada akhir 2015 lalu, kredit sektor kelautan dan perikanan ada di level Rp1,2 triliun.
Arief mengatakan, dari total kredit kelautan dan perikanan itu, mayoritas untuk sektor budidaya hulu sebanyak Rp573 miliar. Disusul sektor angkutan perikanan senilai Rp465 miliar dan setor cold storage atau pergudangan.
Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Suprajarto menyebutkan, per Maret 2016, penyaluran kredit sektor maritim BRI tercatat Rp10,5 triliun. Sedangkan untuk sektor kelautan dan perikanan tak kurang dari Rp1,5 triliun. “Kredit sektor kelautan per Maret 2016 naik hampir 20%,” kata Suprajarto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved