Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 sebesar 5,2 persen. Menurut OJK, pertumbuhan bisa lebih tinggi apabila potensi perekonomian domestik bisa dioptimalkan.
"Pertumbuhan ekonomi 2017 bisa saja mencapai 5,4 persen bahkan lebih asalkan perekonomian domestik diperkuat," kata Muliaman saat diskusi Outlook Industri Jasa Keuangan di Yogyakarta, Rabu (23/11).
Menurut Muliaman, perekonomian Indonesia digerakkan oleh dua mesin, yakni mesin eksternal dan mesin internal atau domestik.
Mesin eksternal merupakan dorongan pertumbuhan yang berasal dari perekonomian global. Saat ini perekonomian global sedang lesu sehingga berdampak pada lemahnya kinerja investasi dan ekspor Indonesia.
"Karena perekonomian global belum bisa diharapkan, maka kita harus memacu perekonomian domestik. Segala potensi perekonomian harus dioptimalkan," kata Muliaman.
Muliaman mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong perekonomian domestik. Salah satu rangkaian kebijakan besar yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi adalah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi hingga 14 jilid.
Paket-paket kebijakan tersebut intinya bertujuan untuk memperbaiki iklim bisnis dan aktivitas ekonomi di dalam negeri dengan cara mulai dari kemudahan izin berinvestasi hingga kepastian hukum dalam berusaha.
Pemerintahan Presiden Jokowi juga secara konsisten dan massif membangun infrastruktur di berbagai daerah. Indonesia memang sangat membutuhkan infrastruktur untuk mengurangi biaya logistik, mengurangi kesenjangan antar-daerah, menciptakan kantong-kantong ekonomi baru, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Muliaman mengatakan, OJK juga melakukan sejumlah upaya untuk memberi ruang bagi penguatan ekonomi domestik. Salah satu yang gencar dilakukan OJK adalah penerapan inklusi keuangan.
"Inklusi keuangan akan membuat lebih banyak masyarakat memiliki akses keuangan dan pembiayaan. Dengan demikian, kesempatan usaha juga semakin luas," pungkas Muliaman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved