Saat ini dibutuhkan upaya ekstra untuk mencegah kegiatan teroris terus berkembang. Terlebih, belakangan terorisme sudah berjalan menjadi kejahatan transnasional. Kerjasama antar negara sangat penting untuk memberantas terorisme.
Demikian disampaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro saat menutup kegiatan ASEAN Defence Minister's Meeting (ADMM-Plus), di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/09).
Menhan mengatakan, latihan penanggulangan teroris yang melibatkan berbagai negara dapat menjadi langkah awal kerjasama, khususnya dalam upaya pencegahan. “Pasukan TNI setiap saat siap membantu aparat Kepolisian dalam menanggulangi ancaman terorisme yang terjadi di Indonesia,” ujar Menhan.
TNI memiliki pasukan khusus, yang mampu dalam menanggulangi terorisme seperti Dansat-81 Gultor Kopassus, Denjaka dan Denbravo Paskhas. TNI siap membantu manakala penanganan terorisme itu di luar kemampuan aparat kepolisian.
Dalam UU TNI No 34/2004 diatur tugas pokok TNI, yang salah satunya melakukan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam OMSP itu, TNI juga bisa melakukan penanggulangan terorisme.
Counter Terorism Exercise 2013, merupakan bagian dari ADMM-Plus yang diselenggarakan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI atau Indonesia Peace and Security Center Sentul, Bogor.
Indonesia dan Amerika menjadi tuan rumah bersama untuk ADMM Plus, dalam kegiatan Counter Terrorism Exercise (CTX), yang berlangsung pada tanggal 9-13 September 2013.
Latihan bersama yang melibatkan 18 negara tersebut, merupakan latihan multilateral pertama yang terbesar yang pernah dilaksanakan di Kawasan Asia Pasifik.
Kemhan berharap, latihan bersama angkatan bersenjata antarnegara terus dilaksanakan dalam upaya peningkatan profesionalisme TNI. Peningkatan profesionalisme Prajurit TNI seiring dengan upaya pemerintah memodernisasi Alutsista TNI sehingga dapat menjalankan tugas menjaga kedaulatan NKRI dengan baik.
© Copyright 2024, All Rights Reserved