Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan pemerintah tidak akan memenuhi permintaan pemerintah Turki untuk menutup sekolah yang disebut terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO). Muhadjir mengatakan, kementeriannya sudah melakukan kajian dan tidak ada yang salah dari sekolah-sekolah itu.
“Oh sudah jelas, enggak boleh ditutup," ujar Muhadjir kepada pers di Jakarta, Senin (01/08).
Dikatakan Mendikbud, sampai tahun 2015 sekolah-sekolah itu masih bekerja sama dengan organisasi Fethullah Gullen, yang belakangan disebut melakukan kudeta terhadap pemerintahan Recep Tayyip Erdogan di Turki.
Akan tetapi, saat ini kerja sama tersebut sudah selesai dan sekolah-sekolah itu sudah berdiri dengan yayasan sendiri. Kerja sama yang tersisa hanya mengenai kontrak majaemen sampai November 2016 ini.
“Kontrak manajemen kan tidak boleh diputus begitu saja. Tapi sudah disepakati akhir November tahun ini dan itu tinggal guru dari Turki saja dan mereka bukan mengajar teroris, mereka mengajar kimia, fisika, matematika," terang Muhadjir.
Mendikbud enggan memusingkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki pasca penolakan untuk menutup sekolah ini. Ia meyakini Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan penjelasan dan bisa menjaga hubungan kedua negara tetap stabil. "Soal dengan Turki urusannya Bu Menlu. Bu Menlu urusan Turki, saya urusan sekolah," ujar dia.
Seperti diberitakan, Kedutaan Besar Turki telah mengeluarkan rilis yang meminta Pemerintah RI melakukan penutupan sekolah-sekolah terkait dengan jaringan Organisasi Teroris Fethullah (FETO). Melalui siaran pers yang dirilis di laman Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia, Kamis (28/07), diuraikan nama-nama kesembilan lembaga yang dimaksudkan tersebut, yakni Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Depok dan Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, dan Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Fatih Boys School dan Fatih Girls School di Aceh, serta Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
Kedubes Turki menyebut, negara-negara lain sudah menutup aktivitas yang berhubungan dengan Fethullah Gulen Terrorist Organisation (FETO). Contohnya, Yordania, Azerbaijan, Somalia dan Niger. Kedutaan Turki berharap Indonesia melakukan hal yang sama.
“Sebagai partner strategis, kami berharap dan mengandalkan dukungan dari Indonesia dalam perang melawan FETO sebagai organisasi teroris,” sebut pernyataan tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved