Presiden Suriah Bashar Al Assad, yang maju sebagai incumbent, kembali memenangkan pemilihan presiden negara itu. Dengan kemenangan ini ia akan memimpin Suriah untuk ketiga kalinya.
Ketua Parlemen Suriah, Muhammad Al Laham, mengatakan, Assad memenangkan 88,7 persen suara dalam pemilu yang digelar ditengah berkecamuknya perang saudara sebagai akibat protes terhadap pemerintahannya di periode sebelumnya.
"Saya menyatakan kemenangan Dr Bashar Hafez Al Assad sebagai Presiden Suriah dengan perolehan suara mayoritas mutlak dalam pemilu,” ujar Laham dalam pidatonya di Kantor Parlemen Suriah, Damaskus, Rabu (04/06).
Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi Suriah menyatakan, jumlah pemilih yang berpartisipasi pada pilpres yang digelar pada Selasa (03/06) itu mencapai 73 persen. Pejabat Suriah pun menganggap kemenangan Assad ini sebagai pembenaran atas perang yang dilancarkannya terhadap para oposisi selama 3 tahun terakhir.
Pemungutan suara pada pilpres tahun ini umumnya berlangsung di daerah-daerah yang dikuasai oleh pemerintah. Sementara, di sebagian besar wilayah bagian utara dan timur negeri itu --yang diduduki oleh kelompok oposisi-- tidak ada proses pemungutan suara sama sekali.
Lawan-lawan politik Assad menolak pemilu yang baru saja digelar tersebut dan menyebutnya sebagai proses yang penuh dengan intrik. Mereka menganggap pemilu kali ini tidak kredibel lantaran penyelenggaraannya dilangsungkan di tengah-tengah perang sipil.
Konflik antara rezim Assad dan kelompok oposisi Suriah yang mulai meletus sejak 2011 telah menewaskan sedikitnya 160 ribu orang. Sementara, hampir 3 juta warga negara itu kini berstatus sebagai pengungsi karena kehilangan tempat tinggal.
© Copyright 2024, All Rights Reserved