Malaysia menahan isteri orang yang diduga dalang teror, Hambali, berdasarkan undang-undang keamanan negeri itu yang mengizinkan penahanan tanpa pemeriksaan pengadilan, kata Wakil PM Abdullah Ahmad Badawi, Senin (18/8). "Saya pikir isteri Hambali memiliki informasi yang bermanfaat bagi kami. Ia memang penting sejauh yang kami perhatikan," kata Abdullah.
Isteri Hambali yang warga Malaysia, Noralwizah Lee Abdullah, diserahkan pada polisi di Kuala Lumpur setelah ditangkap bersama suaminya di Thailand pekan lalu. Kepala polisi Norian Mai mengatakan interogasi terhadapnya telah dimulai.
Wakil PM itu mengatakan pada kantor berita resmi Bernama bahwa Noralwizah ditahan berdasarkan Undang-undang Keamanan Dalam Negeri (ISA), yang mengizinkan penahanan tak terbatas tanpa diadili. Puluhan orang yang diduga anggota Jemaah Islamiyah (JI) pimpinan Hambali telah dipenjarakan di Malaysia berdasarkan ISA itu.
Abdullah mengatakan, fokusnya sekarang adalah untuk menangkap dua aktivis Malaysia, Azahari Husin dan Noordin Muhammad Top, yang diduga pembuat bom JI. Azahari, mantan dosen universitas Malaysia berusia 45 tahun, diduga merupakan pakar bom penting organisasi itu, dan diperkirakan terlibat dalam pemboman Bali tahun lalu serta serangan atas Hotel Marriott di Jakarta awal bulan ini. "Kami mencari mereka. Indonesia juga mencari mereka. Di Asia Tenggara atau di luar kawasan itu," kata Abdullah.
Seperti dilansir Kompas Cyber Media, Hambali, seorang warga Indonesia yang lahir dengan nama Riduan Isamuddin, menikah dengan Noralwizah ketika ia tinggal di Malaysia, tempat ia memiliki status izin tinggal tetap, setelah kembali dari pertempuran dalam perang anti-Soviet di Afghanistan 1987-1991.
Ia diduga merupakan kepala operasional JI yang dikaitkan dengan jaringan Al Qaidah yang dipersalahkan dalam pemboman Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang dan serangkaian serangan berdarah lain di Asia. Ia dikatakan berada dalam tahanan AS setelah penangkapannya di Thailand, tapi tempat keberadaannya belum diungkapkan.
Sebuah media setempat Senin melaporkan bahwa Malaysia bersama dengan Indonesia berusaha minta izin dari AS untuk menanyai Hambali. Wakil Mendagri Zainal Abidin Zin mengatakan pada surat kabar Star bahwa Malaysia ingin menginterogasinya karena meyakini kegiatan para aktivis Islam itu telah mempengaruhi keamanan negara itu.
"Saya yakin FBI (Biro Investigasi Federal) akan mengizinkan kami menanyai Hambali jika kepala polisi kami Noorian Mai dapat meyakinkan mereka bahwa kegiatan Hambali dapat mempengaruhi keamanan negara kami," kata Zainal.
Para pejabat Indonesia mengatakan Hambali terlibat dalam ledakan di tujuh kota di Indonesia, dan mereka juga mengharapkan dapat memperoleh akses ke tersangka yang ditahan itu sebagai upaya untuk mencegah serangan teror lagi. Presiden AS George W. Bush telah berjanji untuk membagi informasi dari interogasi pimpinan AS dengan Indonesia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved