Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Cabang Mataram dan Aliansi Gerakan Mahasiswa (Gema) Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (09/04), menggelar aksi unjuk rasa menolak kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke NTB.
Awalnya, aksi yang digelar di simpang empat Bank Indonesia Mataram berlangsung tertib. Dalam aksinya, mahasiswa menolak kedatangan Presiden Jokowi yang dianggap telah gagal menyejahterakan rakyat.
Demo memanas saat gelombang kedua dari massa Gema NTB mulai melakukan aksi. Kericuhan antara aparat kepolisian dan mahasiswa terjadi saat massa berusaha melakukan aksi blokir jalan. Aparat dan mahasiswa pun terlibat aksi saling dorong.
Seorang mahasiswa sempat diamankan petugas. Kericuhan tidak berlangsung lama, situasi mulai kondusif saat mahasiswa diperbolehkan untuk kembali berorasi.
Dalam orasinya, korlap aksi Gema NTB, Naim, mengatakan, mahasiswa menyatakan mosi tidak percaya pemerintahan Jokowi-JK. Mahasiswa menilai kenaikan harga dan penghapusan subsidi BBM merupakan kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat.
"Kami menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Jokowi-JK. Regulasi yang dikeluarkan hanya akan semakin mencekik leher rakyat," kata Naim saat berorasi.
Menurut Naim, pencabutan subsidi BBM diikuti dengan kenaikan tarif dasar listrik dan harga elpiji merupakan kebijakan yang merugikan rakyat kecil. Massa aksi mendesak agar pemerintah kembali menerapkan subsidi BBM dan menuntaskan kasus kemiskinan di NTB.
Dalam aksi demo tersebut, mahasiswa juga menyinggung soal diulur-ulurnya proses eksekusi mati duo "Bali Nine" yang dianggap mencederai martabat bangsa. Mereka meminta pemerintah untuk bertindak tegas. Usai melakukan orasi, massa aksi membubarkan diri dengan tertib.
© Copyright 2024, All Rights Reserved