Sebanyak 55 pelajar Indonesia berhak melanjutkan studi program Master di berbagai universitas ternama di Belanda. Beasiswa itu yang diberikan pemerintah Belanda melalui program Beasiswa StuNed.
Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl mengatakan, pada tahun akademik September 2018 ini, pelamar beasiswa StuNed bersaing ketat pada proses administrative assessment, competitive and excellence-based assessment. Dari proses tersebut, ada 55 orang yang unggul dan berhasil untuk melanjutkan program Master di sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Belanda.
“Penerima beasiswa tahun ini tidak hanya kualitas yang terpantau semakin tinggi, tau juga ada penilaian yang lebih beragam, misalnya dari sisi latar belakang profesi dan pilihan program studi,” katanya kepada politikindonesia.com di sela-sela acara StuNed Awardee Welcoming Session, Minggu (20/05).
Dijelaskan, dalam acara tersebut pihaknya memberikan pembekalan sekaligus mempertemukan penerima beasiswa 2018 dengan alumni angkatan terdahulu. Hal itu dilakukan sebagai persiapan bagi para penerima beasiswa, sebelum mereka pergi ke Belanda. Karena banyak hal yang didapatkan selama studi di Belanda untuk mensinergikannya menjadi kontribusi yang lebih bermakna.
“Kegiatan ini merupakan sesi perkenalan sekaligus memberikan pemahaman kepada penerima beasiswa tentang tujuan dari program beasiswa yang kami berikan. Selain itu, informasi terkait pendidikan tinggi di Belanda dan juga persiapan sebelum keberangkatan. Tidak hanya bertemu dengan penerima beasiswa 2018, mereka juga berinteraksi lintas angkatan,” paparnya.
Menurutnya, melalui beasiswa yang sudah ada sejak tahun 2000 ini, lebih dari 4.500 warga negara Indonesia telah menempuh studi di Belanda. Berangkat dari kesuksesan beasiswa yang telah mencetak lulusan terbaik, maka para alumni sepakat untuk dapat memaksimalkan kontribusi kepada Indonesia dan juga mendorong kerjasama bilateral yang lebih komperhensif antara Indonesia-Belanda.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, pada kesempatan yang sama Ikatan Alumni StuNed (I Am StuNed) juga diresmikan. Lembaga itu sebagai wadah bagi alumni untuk berkontribusi dalam masyarakat dan memperkuat kesinambungan kerjasama antara Indonesia dan Belanda,” ujarnya.
Sementara itu, Wardiman Djojonegoro yang mempunyai andil besar dalam pengembangan beasiswa itu berharap l Am StuNed menjadi wadah untuk menghubungkan, mengkomunikasikan, mengkolaborasikan, dan mensinergikan ide, potensi dan pemikiran para alumni. Sehingga bidang yang sudah ditekuni para alumni dapat menjadi faktor penggerak bagi peningkatan daya saing Indonesia di era global.
“Dengan terbentuknya wadah ini, maka inspirasi para alumni untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik bisa tersalurkan. Namun, tidaklah mudah mengumpulkan orang di Jakarta yang macet begini. Selain macet, hambatan yang akan dihadapi juga isi kepala mereka yang berbeda-beda walaupun punya tujuan yang sama, yaitu memajukan perekonomian Indonesia,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved