PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk (Bank Jabar Banten) mencatatkan kenaikan laba pada Triwulan I tahun 2016. Laba Bank Jabar Banten naik 15,8 persen menjadi Rp 449 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun 2015.
Direktur Utama Bank Jabar Banten Ahmad Irfan mengatakan, pertumbuhan laba ini didorong kenaikan pendapatan bunga bersih perseoran sebesar 17,4 persen diimbangi dengan kenaikan biaya operasional sebesar 24,2 persen.
“Kenaikan laba ini didorong oleh kenaikan dari kredit komersial dan konsumer,” kata Ahmad Irfan, Kamis (28/04).
Ahmad mengatakan, kenaikan laba pada kuartal 2016 juga didorong oleh kenaikan fee based Income sebesar 9,6 persen menjadi Rp96 miliar. Kenaikan fee income, salah satunya dikontribusi kenaikan fee dari trade finance sebesar Rp200 miliar.
Ahmad menambahkan, pada kuartal I-2016, bank juga menurunkan provisi kredit sebesar 51,9 persen. Alasannya, kualitas kredit sampai Maret 2016 membaik. Hal ini dicerminkan dengan NPL Gross yang mengalami penurunan 2,8 persen atau turun dari tahun 2015 sebesar 4,2 persen.
Seiring dengan kenaikan laba ini, total aset Bank Jabar Banten mengalai kenaikan 9,3 persen menjadi Rp95,7 triliun. Seiring ekspansi kredit, CAR perusahaan sampai Maret 2016 mengalami penurunan menjadi 14,9 persen dari tahun lalu 15,6 persen.
Direktur Keuangan Bank Jabar Banten, Nia Kania, mengatakan, sampai akhir 2016, perusahaannya memproyeksi laba bisa naik di atas 15 persen. Selain itu kredit akan dijaga di rentang 13-14 persen.
“NPL Gross akan dijaga di angka 2,3. Pada kuartal I 2016 Bank Jabar Banten telah melakukan write off sebesar Rp212 miliar,” jelas Nia.
Untuk beberapa rasio seperti NIM pada kuartal 1 2016 tercatat mengalami sedikit kenaikan sebesar 6,9% dari 2015 lalu sebesar 6,8 persen. Sedangkan untuk Cost to Income (CIR) sampai Maret 2016 adalah sebesar 64,1 persen atau sedikit naik dari 2015 lalu sebesar 59,3 persen. LDR pada Maret 2016, 74,1 persen atau turun dari 2015 lalu sebesar 74,6 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved