Serangan balik untuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri datang dari anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarifuddin Hasan. Menteri Koperasi dan UKM menilai Ketua Umum PDIP itu, mengkritik tanpa melihat fakta di lapangan.
Kepada pers, di sela Rapat Kerja Gubernur yang dibuka Presiden di Jakarta Convention Center, Senin (10/01), Syarif Hasan, menanggapi pernyataan Megawati itu
Seperti diketahui, pada peringatan HUT ke 38 PDI Perjuangan, di Kantor DPP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Megawati mengkritik kebijakan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mega menuding pemerintah tak bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok.
Dengan suaranya yang nyaring, Megawati menyebutkan, pertumbuhan ekonomi yang digadang-gadang pemerintah, tak berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah, kata istri Ketua MPR Taufiq Kiemas itu, malah lebih sering menampilkan keberhasilan melalui statistik makro ekonomi.
Syarif Hasan tak terima tudingan Mengawati tersebut. Mantan anggota Fraksi Demokrat DPR itu menilai, Mega asal bunyi, melancarkan kritik tanpa fakta di lapangan. "Berarti dia tidak membaca indikator keberhasilan dong. Pertumbuhan ekonomi berapa, income per kapita berapa. Saat dia (Megawati) memimpin cuma berapa?"
Menurut Syarif, Megawati tidak melihat fakta di lapangan. Karena keberhasilan pemerintah yang dipimpin Presiden Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Demokrat, ukurannya jelas. Keberhasilan Kabinet Indonesia Bersatu II, bukan hanya sekedar statistik belaka.
"Saat Asia Pasifik mengalami pertumbuhan negatif, Indonesia malah masih positif, masih bertahan. Insya Allah pertumbuhan 6 persen pada 2011 akan tercapai. Dulu waktu dia gimana? Itu fakta," tegas mantan Ketua Fraksi Demokrat ini.
Mengenai kritik Megawati soal remunerasi, Syarif berpendapat apa yang dilakukan pemerintah itu demi kesejahteraan masyarakat. Pemerintah ingin meningkatkan motivasi agar para pegawai negeri, betul-betul bekerja, efektif, konsentrasi pada pekerjaannya.
"Hal itu penting, agar mereka betul-betul fokus memikirkan bangsa ini. Ini kan kesejahteraan, baru dilakukan dalam setahun terakhir ini," ujarnya.
Dengan lantang Syarief juga menjawab kritik Megawati yang mengatakan pemerintah mengerdilkan makna reformasi birokrasi hanya sebatas remunerasi dan bahkan menyebutnya sebagai bencana mental. Kebijakan pemerintah itu, kata Syarif Hasan untuk meningkatkan motivasi.
Dengan begitu, para pegawai betul-betul fokus memikirkan bangsa ini. Dengan pemberian insentif, sesuai kinerja masing-masing itu, akan mengarah pada tingkat kesejahteraan pegawai dan keluarganya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved