Laman Channel News Asia melaporkan, korban tewas akibat gempa di Nepal telah mencapai 2.500 jiwa pada Senin (27/04). Terputusnya akses ke kota-kota di wilayah Himalaya, menambah persoalan dalam upaya penyelamatan. Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa dan Asia, mengirimkan kru untuk membantu upaya pencarian korban selamat.
Sementara itu, rumah sakit disebut telah kelebihan kapasitas. Palang Merah Australia dalam pernyataan resmi menyebut, ada banyak jenazah yang ditemukan setiap jam dari bangunan yang runtuh.
Komunikasi terputus, kerusakan yang luas, dengan reruntuhan bangunan dan tanah longsor, mempersulit distribusi bantuan ke desa-desa. Jaringan komunikasi selular kini masih dalam usaha perbaikan.
Manajer komunikasi regional untuk organisasi Plain Internasional, Mike Bruce, mengatakan, longsor terjadi, baik di kota besar maupun di pelosok, sehingga mengakibatkan terputusnya akses jalan.
"Orang-orang tidur di jalan-jalan, juga memasak di luar. Kami bicara tentang wilayah Nepal yang sangat miskin, wilayah yang telah menderita persoalan kemiskinan," ujar Bruce.
Banyak organisasi kemanusiaan mengkhawatirkan dampak menakutkan dari bencana. "Kami menyaksikan situasi kehancuran yang menakutkan," kata Koordinator Caritas Australia untuk Nepal, Eleanor Trinchera.
Trinchera mengatakan, pasien dievakuasi dari rumah sakit dan dirawat di ruang terbuka. Rumah-rumah dan bangunan hancur, jalan-jalan mengalami keretakan. "Situasi semakin buruk dengan tidak adanya listrik dan pasokan air,” kata Trinchira.
© Copyright 2024, All Rights Reserved