Separuh dari 51 juta warga Mesir yang memiliki hak suara akan memberikan pendapat mereka tentang rancangan kontitusi baru negara itu, Sabtu (15/12) waktu setempat. Separuh lainnya akan memberikan suara mereka pada Sabtu (22/12) depan.
Tempat-tempat pemungutan suara dibuka sejak Sabtu pagi. Rencananya, pemungutan suara ditutup pukul 19.00 waktu setempat (24.00 WIB) di Kairo, Iskandariyah dan 8 provinsi lain.
Militer Mesir untuk sementara memberikan bantuan personel kepada polisi untuk membantu keamanan sampai hasil-hasil akhir referendum itu diumumkan. Sejumlah 120.000 tentara dikerahkan untuk mendukung 130.000 polisi yang menjaga proses berlangsungnya referendum.
Pemerintah pimpinan Presiden Mohamed Mursi menyatakan, rancangan konstitusi yang disusun majelis konstitusi ini diperlukan untuk merampungan transisi dari pemerintah 30 tahun Hosni Mubarak, yang otoriter. Hosni digulingkan dalam revolusi awal tahun lalu.
Sementara pihak oposisi mengecam usaha referendum itu karena tanpa konsensus mengenai konstitusi itu. Banyak hakim Mesir mengatakan mereka tidak akan mengawasi pemungutan suara itu, sehingga terpaksa dilakukan pemungutan suara terpisah. Morsi menuduh kelompok ini merupakan simpatisan dari rezim Mubarok yang terguling.
Oposisi, yang cenderung sekuler, melakukan protes keras terhadap konstitusi yang diusulkan itu yang dianggap sebagai usaha untuk memberlakukan hukum Islam sehingga ditakutkan dapat memecah-belah negara itu.
Protes-protes yang berlangsung selama berpekan-pekan mengawali referendum itu. Bentrokan-bentrokan pekan lalu di Kairo, ibu kota Mesir, menewaskan 8 orang dan lebih dari 600 orang cedera. Belakangan, oposisi memilih untuk menyetujui referendum dan mengajak masyarakat untuk mengatakan tidak pada konstitusi baru itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved