Komando Teritorial (Koter) yang pada jaman reformasi dipermasalahkan, namun kini keberadaan lembaga tersebut ternyata masih efektif untuk menjaga pertahanan keamanan negara. Hal tersebut diungkapkan oleh calon Panglima TNI Djoko Suyanto saat menjawab pertanyaan anggota Komisi I DPR dalam forum uji kelayakan dan kepatutan Calon Panglima TNI, di Jakarta (1/2).
Alasan mempertahankan Koter, ungkap Djoko Suyanto karena selama ini anggaran maupun personil TNI masih terbatas. Namun, Marsekal Djoko Suyanto juga mengisyaratkan konsep Koter akan berubah bila TNI sudah ideal baik secara anggaran maupun personil..
"Kita harus melihat Koter dengan pemahaman yang obyektif, jika kekuatan TNI kita baik alat utama sistim senjata (Alutsista) maupun personil sudah ideal kemungkinan konsep Koter akan berubah," jelas Marsekal Djoko Suyanto.
Ia mengatakan, saat ini TNI benar-benar berada dalam situasi yang serba terbatas baik dari sisi anggaran, alutsista dan personil. Idealnya angkatan bersenjata itu seperti yang dimiliki Amerika Serikat yang memiliki jumlah personil memadai dan diperlengkapi senjata memadai pula sehingga dapat ditempatkan di manapun dan kapanpun konflik terjadi.
"Namun TNI kan belum sampai situ, jadi perlu ada skala prioritas dalam mengelola masalah pertahanan dan keamanan termasuk untuk mendeploy pasukan," kata Djoko.
Lulusan AKABRI udara tahun 1973 itu mengatakan dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan menghadapi ancaman yang datang dari dalam dan luar diperlukan Sistim Pertahanan Terintegrasi antara ketiga Matra Darat, Laut dan Udara.
Djoko mencontohkan dalam kasus Ambalat yang spektrum ancamannya ada di laut maka leading sektornya adalah Angkatan Laut, tetapi bukan berarti TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara tidak terlibat dalam operasi di Ambalat.
Bahwa pengaktifan Koter akan disalahgunakan untuk kepentingan politis seperti pada masa lalu Djoko mengatakan saat ini kontrol terhadap TNI sangat kuat, baik itu melalui UU No.34 Tahun 2004 tentang TNI, keberadaan LSM dan masyarakat lainnya sehingga kekawatiran itu tidak perlu terlalu berlebihan.
Mengenai kondisi kekuatan TNI saat ini, Djoko menyebutkan, jumlah prajurit tercatat 361.823 orang terdiri dari Angkatan Darat 276.953 orang, TNI AL 57.197 orang dan TNI AU 27.673 orang.
"Apabila dibandingkan dengan jumlah prajurit negara tetangga atau rasio terhadap jumlah penduduk maka jumlah prajurit TNI dapat dikatakan relatif lebih kecil," jelas Djoko Suyanto dengan tegas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved