Dudhie Makmun Murod, terdakwa kasus suap pada pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom tahun 2004 merasa dikorbankan oleh seniornya, Panda Nababan. Dia menuding Panda lah yang memerintahkan menerima dan membagi cek perjalanan tersebut.
"Sejujurnya merasa dikorbankan Panda Nababan," ujar Dudhie dihadapan sidang Tindak Pidana Korupsi, Senin (19/04).
Menurut Dudhie, Panda telah mengambil bagian cek-nya lebih dulu. "Saya kebagian sisanya, kemudian membagikan," ujar dia.
Dikemukakan Dudhie, dia mendapat perintah dari Panda untuk mengambil paket dari Arie Malangjudo, staf dari Nunun Nurbaeti Daradjatun. Pertemuan dengan Arie berlangsung di Bebek Bali, Senayan. "Terima dari Arie langsung bawa ke ruangan Emir Moeis dan bagi di situ," tambahnya.
Kepada Emir, Dudhie mengatakan ada titipan dari Panda, mau diapakan. "Ya sudah kita bagikan saja," kata Dudhie menirukan pernyataan Emir.
Menurutnya, titipan itu adalah paket yang terdiri 18 amplop putih masing-masing tertera nama anggota Komisi IX bidang Keuangan dan Perbankan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Siapa saja? "Ya nama-nama saksi yang sudah dipanggil dan ditulis dalam dakwaan." Namun, dia mengaku tidak ada amplop dengan nama Panda Nababan saat itu. "Saya baru tahu Panda juga mendapatkan setelah diperiksa KPK. Saya kaget, loh rupanya dia jadi supervisi saya selama ini," kata dia.
Dalam sidang 6 April lalu, Panda Nababan bersaksi dan menyatakan tidak pernah menerima cek senilai Rp1,45 miliar seperti yang tertera dalam dakwaan.
Panda justru menuding Dudhie telah mengkambing-hitamkannya. Namun, Panda enggan menuntut balik terdakwa. "Sudahlah, saya doakan saja supaya dia kuat. Mungkin saja dia melibatkan banyak orang supaya meringankan dia,"ujar Panda ketika itu.
Atas pernyataan ini, Dudhie menuding Panda telah berbohong. Dudhie menantang rekan separtainya di PDIP itu untuk diperiksa menggunakan alat pendeteksi kebohongan. "Saya siap jika diperiksa bersama Panda Nababan. Bahkan dengan lie detector agar jelas siapa yang berbohong siapa yang benar," ujar Dudhie.
Dudhie menambahkan apa yang dia sampaikan di persidangan benar adanya sesuai yang dia alami. Memang benar Panda mendapat jatah cek perjalanan meskipun tidak ada nama Panda dalam amplop berisi cek jatah PDIP.
Dudhie merasa senang jika pengadilan mengabulkan permintaan dirinya agar dikonfrontir dengan Panda menggunakan lie detector. "Saya juga tidak takut. Apa pun saya sebutkan di sini. Saya hanya takut hanya pada Allah," tegas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved