Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Nahdlatul Ulama (NU) menjadi benteng Islam moderat yang santun dan bisa mencegah radikalisme. Hal itu dilontarkan Jokowi saat menerima Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/02).
"Saya katakan bahwa Islam tidak boleh ada intimidasi, ancaman tidak boleh ada kekerasan," kata Said Aqil Siradj sambil menjelaskan kedatangannya ke Istana Bogor bermaksud mengundang Jokowi untuk hadir dalam Muktamar NU yang akan digelar di Jombang, Jawa Timur.
"Presiden sangat menyambut baik dan berharap muktamar berlangsung baik dan bagaimana caranya pola pikir NU bisa tersebar di seluruh dunia," kata Said.
Menurut Said, sebenarnya NU sudah memberikan banyak rekomendasi kepada pemerintah sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga diharapkan pemerintah lebih tegas terhadap pelaku radikalisme.
“NU mencatat sudah ada 514 orang yang berangkat ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS,” kata Said.
Namun, menurut Said, dia dan Presiden Jokowi belum membicarakan lebih jauh terkait langkah apa saja yang dilakukan guna mencegah radikalisme tersebut. Belakangan negara-negara Islam meminta Jokowi agar Indonesia berdiri paling depan dalam melawan ISIS dan radikalisme.
© Copyright 2024, All Rights Reserved