Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah akan menetapkan status siaga darurat bencana tanah longsor pada awal Oktober mendatang. Hal ini seiring prediksi cuaca yang mulai memasuki siklus musim hujan. Di provinsi itu ada 31 daerah yang masuk kategori rawan longsor.
Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana, kepada pers, Selasa (27/09), menyatakan, siklus musim hujan di wilayahnya, diprediksi mencapai puncaknya pada Januari-Februari 2017. Atas dasar itu, status siaga darurat ditetapkan bulan Oktober. "Di Jawa Tengah, mayoritas daerah rawan longsor. Jumlahnya 29 sampai 31 daerah," ujar Sarwa.
Lebih rinci, di Kabupaten Banjarnegara ada 18 kecamatan yang berpotensi mengalami longsor susulan. Dari data terakhir, Basarnas Semarang, terdapat dua bencana longsor yang memakan korban di Banjarnegara.
Longsor pertama pada Minggu (25/09) yang menyebab rumah milik Sugianto roboh di Desa Sidengok Pejawaran Banjarnegara. Akibatnya, Nurhaidin, anak korban tewas dan 8 orang lainnya luka-luka.
Disusul longsoran kedua terjadi di RT 02/II Desa Sirukem, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara yang menimbun rumah milik Ali Mundasir. Korban luka-luka ada 3 orang.
Sarwa menambahkan pemerintah daerah kini telah menyiapkan dana perbaikan pascabencana (recovery) yang jumlahnya bervariasi sekitar Rp 3-5 miliar. “Itu belum ditambah dana cadangan bencana yang akan dikucurkan Pemprov Jateng dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),” tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved