Setelah didera kelangkaan listrik bertahun-tahun, kini Indonesia membuka diri bagi investor listrik tenaga nuklir. Sebuah terobosan yang cukup berarti dalam menanggulangi kelangkaan listrik di tanah air.
Seperti diketahui bahwa mayoritas pembangkit listrik di Indonesia berasal dari air (PLTA). Pasokan listrik dari PLTA sangat tergantung dengan musim, apabila musim hujan pasokan listrik dari PLTA tak ada soal. Namun saat musim kering di mana debit air berkurang drastis sangat mengurangi kinerja PLTA. Pasokan listrik dari PLTA saat musim kering bisa berkurang mencapai 40% dari semestinya.
Jalan keluar yang perlu diambil pemerintah salah satunya adalah membuat PLTN. Untuk itu, Direktur Transmisi dan Distribusi PT PLN (Persero), Ir Herman Darnel Ibrahim telah menyatakan bahwa PLN ingin membangun PLTN. Dalam membangun PLTN tersebut PLN mempersilahkan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
"Kalau ada yang bisa membangun dan menawarkan listrik dari nuklir dengan harga yang baik bagi PLN, tentu kita akan mendiskusikannya," jelas Herman. Namun, Herman menyatakan bahwa PLN melalui Rencana Umum Tenaga Listrik (RUTL) hingga tahun 2015 belum memasukkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Herman berharap, pasokan listrik dari pembangkit nuklir nanti datang dari pihak swasta sementara PLN tinggal membeli dayanya saja. "Untuk transmisi dan distribusi, PLN akan memenuhinya secara maksimal," kata dia.
Ada syarat yang perlu diperhatikan pihak investor dalam membangun PLTN yaitu soal harga jual listrik yang mesti di bawah harga gas dan batubara. "Kalau harga listrik dari pembangkit nuklir di bawah harga gas dan batubara, tentu kita pertimbangkan," jelas Herman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved