Pemerintah Indonesia dan Rusia telah menandatangani 5 Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama di beberapa bidang yakni, kerjasama pertahanan, pengarsipan, program kerjasama bidang kebudayaan, kesepakatan kerja di bidang pengarsipan dan, pemberantasan penangkapan ikan ilegal.
Penandatanganan kesepakatan itu antara Menteri asal Indonesia dan Rusia disaksikan langsung Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin.
Sejumlah menteri asal Indonesia yang melakukan penandatanganan di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Kepala Badan Arsip Nasional Mustari Irawan.
Pejabat negara yang hadir dalam penandatanganan tersebut yaitu Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Thomas Lembong serta Kepala Staf Presiden Teten Masduki.
Sebelum menyaksikan penandatanganan MoU tersebut, Jokowi dan Putin telah melakukan pertemuan bilateral membahas isu ekonomi serta peningkatan hubungan politik serta pertahanan.
Dalam penyataan pers bersama, Jokowi menjelaskan kedua negara juga sepakat mendorong investasi Rusia di Indonesia baik di sektor maritim, infrastruktur, migas dan energi serta listrik.
Presiden juga menjelaskan pentingnya alih teknologi dalam kerjasama pertahanan selain pembelian alutsista. “Saya dan Putin sepakat memperkuat kerjasama di bidang pertahanan. Tadi juga kita bahas kerjasama di bidang alih teknologi, bidang produksi bersama, dan pendidikan serta pelatihan," ujar Jokowi.
Indonesia telah meminta kepada Rusia untuk meringankan hambatan ekspor minyak sawit Indonesia ke negeri Beruang Merah itu. “Kita berkeyakinan bahwa peluang kerjasama 2 negara terbuka lebar dan kita sepakat kerjasama kurangi hambatan tarif dan non-tarif untuk kelapa sawit," jelas Jokowi.
Sementara itu Presiden Putin menjelaskan negaranya tertarik melakukan perluasan kerjasama di bidang energi. "Ada proyek serius dan berskala besar, antara lain ada rencana membangun industri perminyakan di Bali dengan investasi US$13 miliar. Juga pembangunan listrik dengan dukungan perusahaan internal, dengan besarnya 1,8 Gigawatt dan investasi US$2,8 miliar," jelas Putin.
Pada pertemuan bilateral itu, Putin menyampaikan negaranya siap mendukung program pembangunan infrastruktur di Indonesia seperti jalur kereta api dan pelabuhan.
Pemerintah Rusia mengatakan ingin mengembangkan usaha di pertambangan nikel serta pengadaan beragam jenis kapal baik kapal selam kelas Kilo serta kapal katamaran.
© Copyright 2024, All Rights Reserved