Emiten farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF), dirundung berbagai persoalan. Mulai dari masalah terjerat pinjaman online (pinjol), indikasi fraud Rp371 miliar, kinerja keuangan dan saham yang jeblok, dan gaji karyawan belum dibayar.
Meski begitu perseroan sebagai emiten atau perusahaan publik tetap akan menjalankan kewajibannya, menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (6/7/2024), RUPS dijadwalkan berlangsung 25 Juli 2024, pukul 13.00 WIB di Indonesia Health Learning Institute, Jakarta. Ada lima mata acara yang akan dibahas dan dimintai persetujuan para pemegang saham.
Pertama, Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan, Konsolidasian Perseroan, Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2023.
Kedua, Persetujuan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2023.
Ketiga, Penetapan Remunerasi (Gaji atau Honorarium, Fasilitas, dan Tunjangan) Tahun Buku 2024 serta Insentif Kinerja untuk Tahun 2023 bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Keempat, Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit Laporan Keuangan untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan Tahun Buku 2024. Kelima, Perubahan Susunan Pengurus Perseroan.
Emiten farmasi milik BUMN itu mengalami penurunan penjualan di sepanjang 2023.
INAF mencatat rugi bersih sebesar Rp720,99 miliar pada 2023. Angka tu membengkak 84,25% dari rugi bersih tahun sebelumnya sebesar Rp457,62 miliar.
Dalam keterbukaan informasi Jumat (5/7/2024), penjualan bersih perusahaan anjlok pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp523,59 miliar. Pada tahun 2022, penjualan bersih perusahaan sebesar Rp980,37 miliar.
Beban pokok penjualan pada tahun 2023 tercatat Rp680,98 miliar. Sementara, pada tahun sebelumnya sebesar Rp988,89 miliar.
Total liabilitas atau utang per 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp1,56 triliun atau meningkat Rp76,24 miliar atau 5,12% jika dibandingkan periode 2022 sebesar Rp1,49 triliun.
Nilai ekuitas menurun menjadi Rp797,83 miliar atau 12.613% menjadi negatif Rp804,15 miliar di akhir 2023 bila dibandingkan dengan periode 2022 sebesar negatif Rp6,32 miliar.
Total aset perusahaan sebesar Rp59,82 miliar yang terdiri aset lancar Rp198,99 miliar, investasi pada entitas asosiasi Rp1,64 miliar dan aset tidak lancar Rp560,83 miliar. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved