Pemerintah hingga saat ini belum berhasil menurunkan harga daging sapi yang melonjak di pasaran. Kalaupun ada daging sapi yang harganya murah, hanya sebatas pada operasi pasar yang sifatnya sementara. Hal itu pun membuat Kementerian Pertanian (Kementan) terus mencari cara untuk menstabilkan harga daging sapi. Salah satunya dengan melakukan impor.
"Tingginya harga daging sapi karena persediaan terbatas dan permintaan meningkat saat Ramadan ini. Sesuai instruksi Presiden Jokowi, kami pun berupaya menstabilkan harga daging Rp80.000 per kilogram (kg) selama periode Ramadan dan Lebaran 2016. Maka, kami pun melakukan pertemuan dengan para importir daging," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman kepada politikindonesia.com usai melakukan pertemuan tersebut di Kantor Kementan, Jakarta, Kamis (16/06).
Menurutnya, dari hasil pertemuan itu ada komitmen dari para importir daging sapi untuk membantu pemerintah dalam menekan harga daging sapi saat ini. Para importir yang berjumlah sekitar 40 pengusaha itu pun bersedia menyiapkan sebanyak 6.110 ton daging sapi beku yang akan dilepas ke pasar.
“Jumlah daging sapi beku itu setara dengan 35.000 ekor sapi. Saya rasa jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran. Mereka pun siap menjual daging sapi beku itu bervariasi, di bawah harga Rp80.000 per kg. Di antaranya Rp75.000, Rp77.000 dan Rp78.000. Harga tersebut, mereka sudah mendapat untung antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kg," ujarnya.
Dijelaskan, daging sapi tersebut sudah mulai tersedia hingga dua minggu ke depan. Daging sapi beku tersebut akan digelontorkan pada operasi pasar pemerintah yang dikoordinasi oleh Toko Tani Indonesia (TTI). Daging sapi beku tersebut akan diprioritas untuk pemasaran di operasi pasar Jabodetabek dan Jawa Barat.
"Jabodetabek prioritas karena 70 persen impor dari Jabodetabek. Ini sudah dihitung, jadi ini keluar untuk bulan depan dan impor paling 10 hari dan keluar lagi. Dengan adanya kesepakatan antara kami dan importir diharapkan harga daging sapi di pasaran bisa turun dalam waktu dekat," paparnya.
Amran mengatakan, dengan adanya kesepakatan dari pihak importir untuk menstabilkan harga daging sapi, dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk regulasi baru yang mengatur daging dari importir agar bisa dilepas di pasar. Karena dalam Permentan 139 Tahun 2014 disebutkan bahwa importir hanya diperbolehkan melepas daging untuk industri hotel, restoran, dan katering (horeka) atau industri daging, tidak untuk dilepas ke pasar.
"Sehingga dengan adanya perjanjian ini muncul anggapan kalau saya sudah melanggar peraturan. Padahal regulasi yang baru akan dibuat ini sama konsepnya seperti Permentan Unggas. Nantinya akan dilakukan pembahasan terlebih dahulu bersama asosiasi peternak kecil, sedang, besar dan kami sebagai regulator. Kemudian, dibuatkan sebuah regulasinya," imbuhnya.
Amran mengaku masih harus melakukan peninjauan kembali agar regulasi yang baru dapat menguntungkan semua pihak. Dia juga berharap agar regulasi tersebut dapat segera terbentuk dalam waktu dekat agar masyarakat kecil bisa menikmati daging sapi di bulan suci Ramadhan ini.
"Tapi regulasinya kita tinjau ulang dan akan kita lanjutkan. Intinya bagaimana peternak tetap kita lindungi, pengusaha juga untung, tetapi masyarakat juga menikmati daging. Maka, kami akan bentuk tim importir. Kemudian, kami ikut bersama-sama melihat, menelaah, meninjau kembali regulasi yang sudah ada," ucapnya.
Terkait impor daging sapi beku yang dilakukan oleh pemerintah, Amran menegaskan, impor daging sapi beku yang dilakukan pemerintah bukan bertujuan untuk menurunkan harga daging sapi segar di pasaran. Namun, untuk memberikan opsi jenis daging sapi kepada masyarakat.
"Saat ini harga daging sapi yang ditawarkan kepada masyarakat bervariasi. Ada yang Rp70.000, Rp75.000, Rp80.000 per kg. Namun ada pula yang masih menjual di atas harga Rp110.000 per kg. Kalau pun ada daging sapi yang harganya di bawah Rp90.000 karena kami menggandeng perusahaan besar untuk menurunkan harga dan menggelar operasi pasar bersama. Itu pun daging sapi beku yang rasanya juga sama dengan daging sapi segar," pungkas Amran.
© Copyright 2024, All Rights Reserved